tag:blogger.com,1999:blog-16776114522989340592024-03-13T12:32:16.915-07:00Yani S KusmardanaSelamat datang di blog Informasi PendidikanYani S Kusmardana, MPdhttp://www.blogger.com/profile/09929123067323163014noreply@blogger.comBlogger33125tag:blogger.com,1999:blog-1677611452298934059.post-16263548137529924022014-11-19T19:38:00.001-08:002014-11-19T19:38:34.474-08:00Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik<a href="http://www.sekolahdasar.net/2014/06/pembelajaran-dengan-pendekatan-saintifik.html#.VG1h_fkugXk.blogger">Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik</a>Yani S Kusmardana, MPdhttp://www.blogger.com/profile/09929123067323163014noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1677611452298934059.post-24180421887693302452014-11-19T19:34:00.001-08:002014-11-19T19:34:33.935-08:00Mendikbud Segera Evaluasi Kurikulum 2013<a href="http://www.sekolahdasar.net/2014/11/mendikbud-segera-evaluasi-kurikulum-2013.html#.VG1hOAlpQ4k.blogger">Mendikbud Segera Evaluasi Kurikulum 2013</a>Yani S Kusmardana, MPdhttp://www.blogger.com/profile/09929123067323163014noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1677611452298934059.post-12470175367863449402012-03-05T05:38:00.002-08:002012-03-05T05:50:45.805-08:00LATIHAN SOAL TRY OUT IPA FISIKA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
1. Pasangan antara besaran pokok, satuan dan alat ukur yang Benar menurut SI adalah..<br />
a. Massa – gram – neraca<br />
b. Waktu – jam – arloji<br />
c. Suhu – kelvin – termometer<br />
d. Kecepatan – m/s - stopwatch<br />
2. Benda berbentuk balok mempunyai ukuran panjang 10 cm, lebar 8 cm dan tinggi 5 cm. Jika massa balok 0,1 kg, maka massa jenis balok adalah..<br />
a. 600 kg/m3 c. 300 kg/m3<br />
b. 500 kg/m3 d. 250 kg/m3<br />
3. Dari grafik terjadi pemanasan dari 0,8 kg es, kalor jenis es 2100 J/kg0C dan kalor lebur es 330.000 J/kg0C, kalor yang diperlukan untuk melebur adalah..<br />
a. 5.280 kilo joule c. 185 kilo joule<br />
b. 675 kilo joule d. 33,6 kilo joule<br />
4. Pemasangan rel kereta api dibuat celah pada sambungannya dengan tujuan..<br />
a. Tempat melancarkan laju kereta<br />
b. Tempat aliran air ketika hujan turun<br />
c. Memberi ruang ketika baja memuai<br />
d. Mencegah rel menjadi cepat panas<br />
5. Perhatikan gerak benda berikut ini ; <br />
(1) Daun lepas dari pohon, jatuh tertiup angin<br />
(2) Buah nangka jatuh dari pohonnya<br />
(3) Balok didorong di permukaan menurun yang licin<br />
(4) Bola sepak menaiki bidang miring<br />
Yang merupakan gerak lurus diperlambat adalah..<br />
a. (1) dan (2) c. (3) saja<br />
b. (1) dan (4) d. (4) saja<br />
6. Pada sebuah balok dg massa 400 gram ditarik dengan kecepatan 2 m/s, besar energi kinetiknya adalah..<br />
a. 0,8 joule b. 1,2 joule c. 1,6 joule d. 1,8 joule<br />
7. Benda-benda berikut bekerja berdasarkan prinsip kerja pesawat sederhana jenis Tuas, <br />
a. Kampak, pisau c. kampak, tangga<br />
b. Pisau, katrol d. Palu, pembuka botol<br />
8. Besar tekanan yang diberikan ooleh balok dgn berat 8 newton, memiliki panjang 50 cm, lebar 20 cm dan tinggi 30 cm adalah..<br />
a. 10 N/m2 c. 80 N/m2<br />
b. 50 N/m2 d. 100 N/m2<br />
9. Jika tali dengan panjang 12 meter membantuk 2 bukit dan 2 lembah dengan waktu 1 sekon, maka besar cepat rambat gelombang adalah..<br />
a. 24 m/s b. 20 m/s c. 18 m/s d. 12 m/s<br />
10. Perhatikan pernyataan berikut :<br />
(1) Memerlukan medium untuk merambat<br />
(2) Tidak dapat dipantulkan<br />
(3) Dihasilkan oleh benda yang bergetar<br />
(4) Merupakan gelombang transversal<br />
<br />
Sifat gelombang bunyi ditunjukkan oleh pernyataan nomor..<br />
a. 1 dan 2 c. 2 dan 3<br />
b. 1 dan 3 d. 2 dan 4<br />
11. Pernyataan berikut ini merupakan sifat-sifat suatu cermin<br />
(1) Bersifat mengumpulkan sinar<br />
(2) Mempunyai jarak fokus bernilai negatif<br />
(3) Bayangan yang dibentuk cermin selalu tegak dan lebih kecil dari bendanya<br />
(4) Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan menuju titik fokus<br />
Yang merupakan sifat-sifat cermin cekung adalah..<br />
a. 1 dan 2 c. 2 dan 3<br />
b. 1 dan 4 d. 3 dan 4<br />
12. Penggaris plastik digosok dengan kain wol, maka muatan pada penggaris plastik dan proses yang terjadi adalah..<br />
a. Negatif, proton dari penggaris plastik pindah ke kain wol<br />
b. Negatif, elektron dari kain wol pindah ke penggaris plastik<br />
c. Positif, elektron dari penggaris plastik pindah ke kain wol<br />
d. Positif, proton dari kain wol pindah ke penggaris plastik<br />
13. Suatu rangkaian listrik terdiri atas 4 hambatan yang disusun seri, masing2 besarnya 2 ohm, 5 ohm, 8 ohm dan 3 ohm, dihubungkan denngan sumber tegangan 36 volt, maka besar kuat arus yang mengalir pada rangkaian adalah..<br />
a. 5 A b. 4 A c. 2 A c. 1 A<br />
14. Di rumah pak Dedi terdapat alat-alat listrik sbb :<br />
1 buah TV 500 watt dinyalakan selama 10 jam perhari,<br />
1 mesin cuci 200 watt dinyalakan 5 jam perhari,<br />
5 lampu masing-masing 20 watt, dinyalakan 12 jam perhari,<br />
Berapa besar energi listrik di rumah pak dedi selama 1 bulan (30 hari)?<br />
a. 320 KWH c. 192 KWH<br />
b. 216 KWH d. 128 KWH<br />
15. Batang baja KL akan dibuat magnet dengan cara dialiri arus listrik, setelah batang KL menjadi magnet, kutub-kutub yang terbentuk pada ujung batang dan sifat magnetnya adalah..<br />
a. K = Utara, L = selatan, sifat magnet tetap<br />
b. K = utara, L = selatan, sifat magnet sementara<br />
c. K = selatan, L = utara, sifat magnet tetap<br />
d. K = Utara, L = selatan, sifat magnet sementara<br />
16. Sebuah transformator mempunyai kumparan primer sebanyak 6000 lilitan dan kumparan sekunder 400 lilitan, transformator dihubungkan dengan tegangan primer 300 volt, maka besar tegangan sekunder adalah...<br />
a. 40 volt b. 36 volt c. 25 volt d. 20 volt<br />
17. Semakin banyaknya produksi gas karbondioksida sebagai gas buang ke udara mengakibatkan terjadinya pemanasan global (global warming)yang menimbulkan dampak..<br />
a. Minyak bumi semakin langka c. permukaan air laut bertambah naik<br />
b. Suhu bumi semakin dingin d. Curah hujan semakin banyak<br />
18. Perhatikan gambar molekul berikut :<br />
<br />
Jenis molekul yang sesuai dengan gambar adalah..<br />
Molekul Unsur Molekul Senyawa<br />
a. 1 dan 2 3 dan 4<br />
b. 1 dan 3 2 dan 4<br />
c. 2 dan 3 1 dan 4<br />
d. 2 dan 4 1 dan 3<br />
19. Bahan kimia banyak digunakan untuk keperluan hidup manusia sehari-hari, salahsatunya adalah Natrium Hidroksida, yang dimanfaatkan manusia untuk..<br />
a. Bahan pembersih c. Memutihkan pakaian<br />
b. Bahan pelezat makanan d. Mengobati luka<br />
20. Berikut adalah beberapa perubahan yang terjadi pada kehidupan sehari-hari ;<br />
(1) Kayu dibakar jadi abu (3) Mentega dipanaskan hingga meleleh<br />
(2) Air dibekukan jadi es (4) Mangga dibiarkan hingga busuk<br />
Manakah yang termasuk perubahan fisika dan kimia yang benar?<br />
Perubahan fisika Perubahan kimia<br />
A. 1 dan 2 3 dan 4<br />
B. 1 dan 3 2 dan 4<br />
C. 2 dan 3 1 dan 4<br />
D. 3 dan 4 1 dan 2<br />
<br /></div>Yani S Kusmardana, MPdhttp://www.blogger.com/profile/09929123067323163014noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1677611452298934059.post-63348949885626288512011-11-29T02:45:00.001-08:002011-11-29T02:48:50.142-08:00KECERDASAN SPIRITUAL<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">Pengertian Kecerdasan Spiritual</span></b><br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<a href="http://ilmupsikologi.files.wordpress.com/2010/02/sq.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; text-decoration: none;"></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Menurut Munandir (2001 : 122) kecerdasan spritual
tersusun dalam dua kata yaitu “kecerdasan” dan “spiritual”. Kecerdasan adalah
kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, terutama masalah
yang menuntut kemampuan fikiran. </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Berbagai batasan-batasan yang dikemukakan oleh
para ahli didasarkan pada teorinya masing-masing. Selanjutnya Munandir
menyebutkan bahwa <i>Intelegence</i> dapat pula diartikan sebagai kemampuan
yang berhubungan dengan abstraksi-abstraksi, kemampuan mempelajari sesuatu,
kemampuan menangani situasi-situasi baru.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Sementara itu Mimi Doe & Marsha Walch
mengungkapkan bahwa spiritual adalah dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai-nilai,
moral, dan rasa memiliki. Ia memberi arah dan arti bagi kehidupan kita tentang
kepercayaan mengenai adanya kekuatan non fisik yang lebih besar dari pada
kekuatan diri kita; Suatu kesadaran yang menghubungkan kita langsung dengan
Tuhan, atau apa pun yang kita namakan sebagai sumber keberadaan kita.
Spiritual juga berarti kejiwaan, rohani, batin, mental, moral.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Jadi berdasarkan arti dari dua kata tersebut kerdasan
spiritual dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menghadapi dan
memecahkan masalah yang berhubungan dengan nilai, batin, dan kejiwaan.
Kecerdasan ini terutama berkaitan dengan abstraksi pada suatu hal di luar
kekuatan manusia yaitu kekuatan penggerak kehidupan dan semesta.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Menurut Tony Buzan kecerdasan spiritual adalah yang
berkaitan dengan menjadi bagian dari rancangan segala sesuatu yang lebih besar,
meliputi “melihat suatu gambaran secara menyeluruh”. Sementara itu, kecerdasan
spiritual menurut Stephen R. Covey adalah pusat paling mendasar di antara
kecerdasan yang lain, karena dia menjadi sumber bimbingan bagi kecerdasan
lainnya. Kecerdasan spiritual mewakili kerinduan akan makna dan hubungan dengan
yang tak terbatas.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Zohar dan Marshal mendefinisikan kecerdasan spiritual
sebagai kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai,
yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang
lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup
seseorang lebih bermakna dari pada yang lain. </span><br />
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kecerdasan spiritual menurut
Khalil A Khavari di definisikan sebagai fakultas dimensi non-material kita atau
jiwa manusia. Ia menyebutnya sebagai intan yang belum terasah dan dimiliki oleh
setiap insan. Kita harus mengenali seperti adanya, menggosoknya sehingga
mengkilap dengan tekat yang besar, menggunakannya menuju kearifan, dan
untuk mencapai kebahagiaan yang abadi.</span></div>
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa definisi kecerdasan spiritual adalah kemampuan potensial setiap manusia
yang menjadikan ia dapat menyadari dan menentukan makna, nilai, moral, serta
cinta terhadap kekuatan yang lebih besar dan sesama makhluk hidup, karena
merasa sebagai bagian dari keseluruhan. Sehingga membuat manusia dapat
menempatkan diri dan hidup lebih positif dengan penuh kebijaksanaan, kedamaian,
dan kebahagiaan yang hakiki.</span></div>Yani S Kusmardana, MPdhttp://www.blogger.com/profile/09929123067323163014noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1677611452298934059.post-86144557211057818032011-10-30T20:09:00.000-07:002015-04-08T19:53:58.656-07:00PERANAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
</style> <![endif]--> <br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">A. PENDAHULUAN</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1. Latar Belakang</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sejalan dengan tantangan kehidupan global, pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu Sumber Daya Manusia. Dimana dewasa ini keunggulan suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam, melainkan pada keunggulan Sumber Daya Manusia (SDM). Dimana mutu Sember Daya Manusia (SDM) berkorelasi positif dengan mutu pendidikan, mutu pendidikan sering diindikasikan dengan kondisi yang baik, memenuhi syarat, dan segala komponen yang harus terdapat dalam pendidikan, komponen-komponen tersebut adalah masukan, proses, keluaran, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana serta biaya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mutu pendidikan tercapai apabila masukan, proses, keluaran, guru, sarana dan prasarana serta biaya apabila seluruh komponen tersebut memenuhi syarat tertentu. Namun dari beberapa komponen tersebut yang lebih banyak berperan adalah tenaga kependidikan yang bermutu yaitu yang mampu menjawab tantangan-tantangan dengan cepat dan tanggung jawab. Tenaga kependidikan pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut tenaga kependidikan untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian penguasaan kompetensinya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan salah satu pemimpin pendidikan. Karena kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang profesional dalam organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">B. PEMBAHASAN</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Peranan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Secara garis besar, ruang lingkup tugas kepala sekolah dapat diklasifikasikan ke dalam dua aspek pokok, yaitu pekerjaan di bidang administrasi sekolah dan pekerjaan yang berkenaan dengan pembinaan profesional kependidikan. Untuk melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik – baiknya, ada tiga jenis ketrampilan pokok yang harus dimiliki oleh kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan yaitu ketrampilan teknis ( <i>technical skill </i>), ketrampilan berkomunikasi ( <i>human relations skill </i>) dan ketrampilan konseptual <i>( conceptual skill </i>).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menurut persepsi banyak guru, keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah terutama dilandasi oleh kemampuannya dalam memimpin. Kunci bagi kelancaran kerja kepala sekolah terletak pada stabilitas dan emosi dan rasa percaya diri. Hal ini merupakan landasan psikologis untuk memperlakukan stafnya secara adil, memberikan keteladanan dalam bersikap, bertingkah laku dan melaksanakan tugas.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam konteks ini, kepala sekolah dituntut untuk menampilkan kemampuannya membina kerja sama dengan seluruh personel dalam iklim kerja terbuka yang bersifat kemitraan, serta meningkatkan partisipasi aktif dari orang tua murid. Dengan demikian, kepala sekolah bisa mendapatkan dukungan penuh setiap program kerjanya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Keterlibatan kepala sekolah dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak dilakukan secara tidak langsung, yaitu melalui pembinaan terhadap para guru dan upaya penyediaan sarana belajar yang diperlukan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kepala sekolah sebagai komunikator bertugas menjadi perantara untuk meneruskan instruksi kepada guru, serta menyalurkan aspirasi personel sekolah kepada instansi kepada para guru, serta menyalurkan aspirasi personel sekolah kepada instansi vertikal maupun masyarakat. Pola komunikasi dari sekolah pada umumnya bersifat kekeluargaan dengan memanfaatkan waktu senggang mereka. Alur penyampaian informasi berlangsung dua arah, yaitu komunikasi <i>top-down</i>, cenderung bersifat instruktif, sedangkan komunikasi <i>bottom-up </i>cenderung berisi pernyataan atau permintaan akan rincian tugas secara teknis operasional. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Media komunikasi yang digunakan oleh kepala sekolah ialah : rapat dinas, surat edaran, buku informasi keliling, papan data, pengumuman lisan serta pesan berantai yang disampaikan secara lisan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam bidang pendidikan, yang dimaksud dengan mutu memiliki pengertian sesuai dengan makna yang terkandung dalam siklus pembelajaran. Secara ringkas dapat disebutkan beberapa kata kunci pengertian mutu, yaitu: sesuai standar (<i>fitness to standard</i>), sesuai penggunaan pasar/pelanggan (<i>fitness to use</i>), sesuai perkembangan kebutuhan (<i>fitness to latent requirements</i>), dan sesuai lingkungan global (<i>fitness to global environmental requirements</i>).2 Adapun yang dimaksud mutu sesuai dengan standar, yaitu jika salah satu aspek dalam pengelolaan pendidikan itu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Garvin seperti dikutip Gaspersz mendefinisikan delapan dimensi yang dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik suatu mutu, yaitu: (1) kinerja (<i>performance</i>), (2) <i>feature</i>, (3) kehandalan (<i>reliability</i>), (4) konfirmasi (<i>conformance</i>), (5) <i>durability</i>, (6) kompetensi pelayanan (<i>servitability</i>), (7) estetika (<i>aestetics</i>), dan (8) kualitas yang dipersepsikan pelanggan yang bersifat subjektif.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam pelaksanaan manajemen peningkatan mutu, Kepala sekolah harus senantiasa memahami sekolah sebagai suatu sistem organic. Untuk itu kepala sekolah harus lebih berperan sebagai pemimpin dibandingkan sebagai manager. Sebagai leader maka kepala sekolah harus :</span></div>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Lebih banyak mengarahkan daripada mendorong atau memaksa</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Lebih bersandar pada kerjasama dalam menjalankan tugas dibandingkan bersandar pada kekuasaan atau SK.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Senantiasa menanamkan kepercayaan pada diri guru dan staf administrasi, bukannya menciptakan rasa takut.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Senantiasa menunjukkan bagaimana cara melakukan sesuatu daripada menunjukkan bahwa ia tahu sesuatu.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Senantiasa mengembangkan suasana antusias bukannya mengembangkan suasana yang menjemukan</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Senantiasa memperbaiki kesalahan yang ada daripada menyalahkan kesalahan pada seseorang, bekerja dengan penuh ketangguhan bukannya ogah-ogahan karena serba kekurangan (Boediono,1998).</span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menurut Poernomosidi Hadjisarosa (1997 dalam slamet, PH, 2000), kepala sekolah merupakan salah satu sumberdaya sekolah yang disebut sumberdaya manusia jenis manajer (SDM-M) yang memiliki tugas dan fungsi mengkoordinasikan dan menyerasikan sumberdaya manusia jenis pelaksana (SDM-P) melalui sejumlah input manajemen agar SDM-P menggunakan jasanya untuk bercampur tangan dengan sumberdaya selebihnya (SD-slbh), sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik untuk menghasilkan output yang diharapkan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Secara umum, karakteristik kepala sekolah tangguh dapat dituliskan sebagai berikut (Slamet, PH,2000) : Kepala sekolah:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">(a) Memiliki wawasan jauh kedepan (visi) dan tahu tindakan apa yang harus dilakukan (misi) serta paham benar tentang cara yang akan ditempuh (strategi);</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">(b) Memiliki kemampuan mengkoordinasikan dan menyerasikan seluruh sumberdaya terbatas yang ada untuk mencapai tujuan atau untuk memenuhi kebutuhan sekolah (yang umumnya tak terbatas);</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">(c) Memiliki kemampuan mengambil keputusan dengan terampil (cepat, tepat, cekat, dan akurat);</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">(d) Memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan dan yang mampu menggugah pengikutnya untuk melakukan hal-hal penting bagi tujuan sekolahnya;</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">(e) Memiliki toleransi terhadap perbedaan pada setiap orang dan tidak mencari orang-orang yang mirip dengannya, akan tetapi sama sekali tidak toleran terhadap orang-orang yang meremehkan kualitas, prestasi, standar, dan nilai-nilai;</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">(f) Memiliki kemampuan memerangi musuh-musuh kepala sekolah, yaitu ketidakpedulian, kecurigaan, tidak membuat keputusan, mediokrasi, imitasi, arogansi, pemborosan, kaku, dan bermuka dua dalam bersikap dan bertindak.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Adapun peran kepala sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut:</span></div>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kepala sekolah menggunakan “pendekatan sistem” sebagai dasar cara berpikir, cara mengelola, dan cara menganalisis kehidupan sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah harus berpikir sistem (bukan unsystem), yaitu berpikir secara benar dan utuh, berpikir secara runtut (tidak meloncat-loncat), berpikir secara holistik (tidak parsial), berpikir multi-inter-lintas disiplin (tidak parosial), berpikir entropis (apa yang diubah pada komponen tertentu akan berpengaruh terhadap komponen-komponen lainnya); berpikir “sebab-akibat” (ingat ciptaan-Nya selalu berpasang-pasangan); berpikir interdipendensi dan integrasi, berpikir eklektif (kuantitatif +kualitatif), dan berpikir sinkretisme.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></li>
</ol>
<ol start="2" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kepala sekolah memiliki input manajemen yang lengkap dan jelas, yang ditunjukkan oleh kelengkapan dan kejelasan dalam tugas (apa yang harus dikerjakan, yang disertai fungsi, kewenangan, tanggungjawab, kewajiban, dan hak), rencana (diskripsi produk yang akan dihasilkan), program (alokasi sumberdaya untuk merealisasikan rencana), ketentuanketentuan/limitasi (peraturan perundang-undangan, kualifikasi, spesifikasi, metoda kerja, prosedur kerja, dsb.), pengendalian (tindakan turun tangan), dan memberikan kesan yang baik kepada anak buahnya.</span></li>
</ol>
<ol start="3" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kepala sekolah memahami, menghayati, dan melaksanakan perannya sebagai manajer (mengkoordinasi dan menyerasikan sumberdaya untuk mencapai tujuan), pemimpin (memobilisasi dan memberdayakan sumberdaya manusia), pendidik (mengajak nikmat untuk berubah), wirausahawan (membuat sesuatu bisa terjadi), penyelia (mengarahkan, membimbing dan memberi contoh), pencipta iklim kerja (membuat situasi kehidupan kerja nikmat), pengurus/administrator (mengadminitrasi), pembaharu (memberi nilai tambah), regulator (membuat aturan-aturan sekolah), dan pembangkit motivasi (menyemangatkan).</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></li>
</ol>
<ol start="4" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Kepala sekolah memahami, menghayati, dan melaksanakan dimensi-dimensi tugas (apa), proses (bagaimana), lingkungan, dan keterampilan personal, yang dapat diuraikan sebagai berikut: (a) dimensi tugas terdiri dari: pengembangan kurikulum, manajemen personalia, manajemen kesiswaan, manajemen fasilitas, pengelolaan keuangan, hubungan sekolahmasyarakat, dsb; (b) dimensi proses, meliputi pengambilan keputusan, pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program, pengkoordinasian, pemotivasian, pemantauan dan pengevaluasian, dan pengelolaan proses belajar mengajar; (c) dimensi lingkungan meliputi pengelolaan waktu, tempat, sumberdaya, dan kelompok kepentingan; dan (d) dimensi keterampilan personal meliputi organisasi diri, hubungan antar manusia, pembawaan diri, pemecahan masalah, gaya bicara dan gaya menulis (Lipham, 1974; Norton, 1985).</span></li>
</ol>
<ol start="5" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kepala sekolah mampu menciptakan tantangan kinerja sekolah (kesenjangan antara kinerja yang aktual/nyata dan kinerja yang diharapkan). Berangkat dari sini, kemudian dirumuskan sasaran yang akan dicapai oleh sekolah, dilanjutkan dengan memilih fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran, lalu melakukan analisis SWOT (Strength, Weaknes, Opportunity, Threat) untuk menemukan faktor-faktor yang tidak siap (mengandung persoalan), dan mengupayakan langkah-langkah pemecahan persoalan. Sepanjang masih ada persoalan, maka sasaran tidak akan pernah tercapai.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></li>
</ol>
<ol start="6" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kepala sekolah mengupayakan teamwork yang kompak/kohesif dan cerdas, serta membuat saling terkait dan terikat antar fungsi dan antar warganya, menumbuhkan solidaritas/kerjasama/kolaborasi dan bukan kompetisi sehingga terbentuk iklim kolektifitas yang dapat menjamin kepastian hasil/output sekolah.</span></li>
</ol>
<ol start="7" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kepala sekolah menciptakan situasi yang dapat menumbuhkan kreativitas dan memberikan peluang kepada warganya untuk melakukan eksperimentasi-eksperimentasi untuk menghasilkan kemungkinan-kemungkinan baru, meskipun hasilnya tidak selalu benar (salah). Dengan kata lain, kepala sekolah mendorong warganya untuk mengambil dan mengelola resiko serta melindunginya sekiranya hasilnya salah.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></li>
</ol>
<ol start="8" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kepala sekolah memiliki kemampuan dan kesanggupan menciptakan sekolah belajar .</span></li>
</ol>
<ol start="9" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kepala sekolah memiliki kemampuan dan kesanggupan melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah sebagai konsekuensi logis dari pergeseran kebijakan manajemen, yaitu pergeseran dari Manajemen Berbasis Pusat menuju Manajemen Berbasis Sekolah (dalam kerangka otonomi daerah).</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></li>
</ol>
<ol start="10" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Kepala sekolah memusatkan perhatian pada pengelolaan proses belajar mengajar sebagai kegiatan utamanya, dan memandang kegiatan-kegiatan lain sebagai penunjang/pendukung proses belajar mengajar. Karena itu, pengelolaan proses belajar mengajar dianggap memiliki tingkat kepentingan tertinggi dan kegiatan-kegiatan lainnya dianggap memiliki tingkat kepentingan lebih rendah.</span></li>
</ol>
<ol start="11" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kepala sekolah mampu dan sanggup memberdayakan sekolahnya (Slamet PH, 2000), terutama sumberdaya manusianya melalui pemberian kewenangan, keluwesan, dan sumberdaya.<b> </b></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Yani S Kusmardana, MPdhttp://www.blogger.com/profile/09929123067323163014noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1677611452298934059.post-34614401456572248522011-10-30T19:18:00.001-07:002011-11-29T01:37:12.098-08:00AKSIOLOGI FILSAFAT ILMU<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dewasa ini, perkembangan ilmu sudah melenceng jauh dari hakikatnya, dimana ilmu bukan lagi merupakan sarana yang membantu manusia mencapai tujuan hidupnya, namun bahkan kemungkinan menciptakan tujuan hidup itu sendiri. Disinilah moral sangat berperan sebagai landasan normatif dalam penggunaan ilmu serta dituntut tanggung jawab sosial ilmuwan dengan kapasitas keilmuwannya dalam menuntun pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga tujuan hakiki dalam kehidupan manusia bisa tercapai.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1. PENGERTIAN AKSIOLOGI</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menurut bahasa Yunani, aksiologi berasal dari kata axios artinya nilai dan logos artinya teori atau ilmu. Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai. Aksiologi bisa juga disebut sebagai the theory of value atau teori nilai. Berikut ini dijelaskan beberapa definisi aksiologi. Menurut Suriasumantri (1987:234) aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang di peroleh. Menurut Kamus Bahasa Indonesia (1995:19) aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika. Menurut Wibisono aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak ukur kebenaran, etika dan moral sebagai dasar normative penelitian dan penggalian, serta penerapan ilmu. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jadi Aksiologi adalah bagian dari filsafat yang menaruh perhatian tentang baik dan buruk (good and bad), benar dan salah (right and wrong), serta tentang cara dan tujuan (means and and). Aksiologi mencoba merumuskan suatu teori yang konsisten untuk perilaku etis<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1677611452298934059" name="_ftnref1"></a>. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Menurut Bramel Aksiologi terbagi tiga bagian :</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1. Moral Conduct, yaitu tindakan moral, Bidang ini melahirkan disiplin khusus yaitu etika.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2. Estetic expression, yaitu ekspresi keindahan, bidang ini melahirkan keindahan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">3. Socio-politcal life, yaitu kehidupan social politik, yangakan melahirkan filsafat social politik.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam Encyslopedia of philosophy dijelaskan aksiologi disamakan dengan value and valuation :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1. Nilai digunakan sebagai kata benda abstrak, Dalam pengertian yang lebih sempit seperti baik, menarik dan bagus. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas mencakup sebagai tambahan segala bentuk kewajiban, kebenaran dan kesucian.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2. Nilai sebagai kata benda konkret. Contohnya ketika kita berkata sebuah nilai atau nilai-nilai. Ia sering dipakai untuk merujuk kepada sesuatu yang bernilai, seperti nilainya atau nilai dia.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3. Nilai juga dipakai sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai, memberi nilai atau dinilai.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dari definisi aksiologi di atas, terlihat dengan jelas bahwa permasalahan utama adalah mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai.Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada masalah etika dan estetika<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1677611452298934059" name="_ftnref2"></a>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2. ILMU DAN MORAL</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 24pt; line-height: 150%;"></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia. Karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah. Dan merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa peradaban manusia sangat berhutang kepada ilmu. Singkatnya ilmu merupakan sarana untuk membantu manusia dalam mencapai tujuan hidupnya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ilmu tidak hanya menjadi berkah dan penyelamat manusia, tetapi juga bisa menjadi bencana bagi manusia. Misalnya pembuatan bom yang pada awalnya memudahkan untuk kerja manusia, namun kemudian digunakan untuk hal-hal yang bersifat negatif yang meninbulkan malapetaka bagi manusia itu sendiri, seperti bom yang terjadi di Bali. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Disinilah ilmu harus diletakkan secara proporsional dan memihak kepada nilai-nilai kebaikan dan kemanusiaan. Sebab jika ilmu tidak berpihak kepada nilai-nilai, maka yang terjadi adalah bencana dan malapetaka. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Setiap ilmu pengetahuan akan menghasilkan teknologi yang kemudian akan diterapkan pada masyarakat. Teknologi dapat diartikan sebagai penerapan konsep ilmiah dalam memecahkan masalah-masalah praktis baik yang berupa perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Dalam tahap ini ilmu tidak hanya menjelaskan gejala alam untuk tujuan pengertian dan pemahaman, namun lebih jauh lagi memanipulasi faktor-faktor yang terkait dalam gejala tersebut untuk mengontrol dan mengarahkan proses yang terjadi. Di sinilah masalah moral muncul kembali namun dalam kaitannya dengan faktor lain. Kalau dalam tahap kontempolasi moral berkaitan dengan metafisika maka dalam tahap manipulasi ini masalah moral berkaitan dengan cara penggunaan ilmu pengetahuan. Atau secara filsafati dalam tahap penerapan konsep terdapat masalah moral ditinjau dari segi aksiologi keilmuwan<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1677611452298934059" name="_ftnref3"></a>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">3. KATEGORI DASAR AKSIOLOGI</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Terdapat dua kategori dasar aksiologi :</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1. Objectivism, yaitu penilaian terhadap sesuatu yang dilakukan apa adanya sesuai keadaan objek yang dinilai.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2. Subjectivism, yaitu penilaian terhadap sesuatu dimana dalam proses penilaian terdapat unsur intuisi (perasaan).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dari sini muncul empat pendekatan etika, yaitu :</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1. Teori nilai intuitif</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2. Teori nilai rasional</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">3. Teori nilai alamiah</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">4. Teori nilai emotif</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Teori nilai intuitif dan teori nilai rasional beraliran obyectivis sedangkan teori nilai alamiah dan teori nilai emotif beraliran subyektivis.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1. Teori Nilai intuitif (The Intuitive theory of value)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Teori ini berpandangan bahwa sukar jika tidak bisa dikatakan mustahil untuk mendefinisikan suatu perangkat nilai yang absolut. Bagaimanapun juga suatu perangkat nilai yang absolute itu eksis dalam tatanan yang bersifat obyektif. Nilai ditemukan melalui intuisi karena ada tatanan moral yang bersifat baku. Mereka menegaskan bahwa nilai eksis sebagai piranti obyek atau menyatu dalam hubungan antar obyek, dan validitas dari nilai tidak bergantung pada eksistensi atau perilaku manusia. Sekali seseorang menemukan dan mengakui nilai tersebut melalui proses intuitif, ia berkewajiban untuk mengatur perilaku individual atau sosialnya selaras dengan preskripsi moralnya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2. Teori nilai rasional (The rational theory of value)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bagi mereka janganlah percaya padanilai yang bersifat obyektif dan murni independent dari manusia. Nilai tersebut ditemukan sebagai hasil dari penalaran manusia. Fakta bahwa seseorang melakukan suatu yang benar ketika ia tahu degan nalarnya bahwa itu benar, sebagai fakta bahwa hanyaorang jahat atu yang lalai ynag melakukan sesuatu berlawanan dengan kehendak atau wahyu tuhan. Jadi dengan nalar atau peran tuhan nilai ultimo, obyektif, absolut yang seharusnya mengarahkan perilakunya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">3. Teori nilai alamiah (The naturalistic theory of value)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Nilai menurutnya diciptakan manusia bersama dengan kebutuhan-kebutuhan dan hasrat-hasrat yang dialaminya. Nilai adalah produk biososial, artefak manusia, yang diciptakan , dipakai, diuji oleh individu dan masyarakat untuk melayani tujuan membimbing perilaku manusia. Pendekatan naturalis mencakup teori nilai instrumental dimana keputusan nilai tidak absolute tetapi bersifat relative. Nilai secara umum hakikatnya bersifat subyektif, bergantung pada kondisi manusia.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">4. Teori nilai emotif (The emotive theory of value)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jika tiga aliran sebelumnya menentukan konsep nilai dengan status kognitifnya, maka teori ini memandang bahwa konsep moral dan etika bukanlah keputusan factual tetapi hanya merupakan ekspresi emosi dan tingkah laku. Nilai tidak lebih dari suatu opini yang tidak bisa diverivikasi, sekalipun diakui bahwa penelitian menjadi bagian penting dari tindakan manusia<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1677611452298934059" name="_ftnref4"></a>. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">4. SIKAP ILMUWAN</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sikap seorang ilmuwan menghadapi cara berfikir yang keliru pada hakikatnya adalah manusia yang biasa berfikir dengan teratur dan teliti. Bukan saja jalan pikirannya yang mengalir melalui pola-pola yang teraur namun juga segenap materi yang menjadi bahan pemikirannya dikaji dengan teliti. Disinilah kelebihan seorang ilmuwan dibandingkan dengan cara berfikir orang awam<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1677611452298934059" name="_ftnref5"></a>.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kumpulan dari pengetahuan yang sudah teruji kebenarannya secara ilmiah. Menurut Endrotomo Dalam ilmu dan teknologi, ilmu merupakan suatu aktivitas tertentu yang menggunakan metode tertentu untuk menghasilkan pengetahuan tertentu.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Fungsi ilmu :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1. Menjelaskan, contohnya menjelaskan semua fenomena kejadian alam</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2. Memprediksi,memprediksi segala sesuatu yang akan terjadi</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">3. Mengontrol atau mengendalikan, dari hasil prediksi maka kita dapat mengontrol atau mengendalikan sesuatu yang akan terjadi</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<br /></div>
</div>Yani S Kusmardana, MPdhttp://www.blogger.com/profile/09929123067323163014noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1677611452298934059.post-10233166522597596772011-09-21T21:06:00.000-07:002015-04-08T19:42:40.016-07:00PKB<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div id="header">
<div id="masthead">
<div id="branding" role="banner">
<div id="site-description">
TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU</div>
</div>
</div>
</div>
<div class="entry-meta">
<span class="author vcard"> </span> </div>
<b>Abstrak: </b><br />
Pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Pengembangan keprofesian berkelanjutan, meliputi pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif. Peraturan menteri ini membawa tantangan (baca: masalah) tersendiri bagi guru.<br />
Tantangan itu antara lain adalah bagaimana guru dapat mengembangkan keprofesian berkelanjutan bagi dirinya secara optimal sedangkan kemampuan atau kompetensi guru sangat terbatas, atau fasilitasi kegiatan pengembangan diri, publikasi ilmiah, atau karya inovatif sangat sedikit. Tantangan berikutnya, bagaimana guru dapat secara “lancar” terus mengembangkan keprofesiannya jika sejak awal mereka sudah dipersyaratkan kenaikan pangkatnya dari unsur pengembangan keprofesian berkelanjutan.<br />
Beberapa peluang dan upaya solutif dikemukakan sebagai alternatif upaya yang dapat dilakukan, diikuti, atau dikembangkan guru dalam kaitan dengan pengembangan keprofesian berkelanjutan itu. Untuk itu, guru dapat bersikap berani menghadapi tantangan dan berupaya mengubah tantangan itu menjadi peluang. Prasyarat pertama untuk itu adalah niat yang baik dan <i>the willingness to change</i>. Semangat dan kemauan untuk mengubah keadaan yang dimulai dari diri sendiri akan menjadi pemantik berkobarnya api perubahan dalam diri kita. Guru diharapkan selalu optimis, percaya diri, dan terus berusaha mengembangkan diri dan mengembangkan keprofesiannya.<br />
<br />
<b>Kata kunci: </b>pengembangan keprofesian berkelanjutan<br />
<br />
<span id="more-3"></span><br />
<b>Pendahuluan</b><br />
Sebagai sebuah profesi, guru menduduki jabatan fungsional dan diatur angka kreditnya. Pengaturan angka kredit ini berkaitan dengan jenjang pangkat dan jabatan guru. Selama ini, berlaku Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84 Tahun 1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Saat ini, telah ditetapkan peraturan yang baru mengenai hal di atas yaitu Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.<br />
<br />
Penetapan peraturan menteri di atas berdasarkan beberapa pertimbangan, salah satunya bahwa Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84 Tahun 1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya sudah tidak sesuai dengan perkembangan profesi dan tuntutan kompetensi guru. Perkembangan profesi guru saat ini mengalami kemajuan yang pesat. Sementara itu, tuntutan kompetensi guru juga makin banyak. Perkembangan profesi dan tuntutan kompetensi ini tentu berkaitan juga dengan angka kredit jabatan fungsional guru itu. Oleh karena itu, pemerintah perlu menetapkan peraturan baru mengenai jabatan fungsional guru dan angka kreditnya.<br />
<br />
Pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, pengembangan keprofesian berkelanjutan, meliputi pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif. Peraturan menteri ini membawa tantangan (baca: masalah) tersendiri bagi guru. Tantangan itu antara lain adalah bagaimana guru dapat mengembangkan keprofesian berkelanjutan bagi dirinya secara optimal sedangkan kemampuan atau kompetensi guru sangat terbatas, atau fasilitasi kegiatan pengembangan diri, publikasi ilmiah, atau karya inovatif sangat sedikit. Selama ini saja, kegiatan pengembangan profesi guru masih begitu sulit dilaksanakan guru.<br />
Akibatnya, banyak guru “terhenti sementara” kenaikan pangkat dan jenjang jabatannya pada golongan ruang IV/a dengan jabatan Guru Pembina karena sulit memenuhi kewajiban mengumpulkan sekurang-kurangnya 12 (dua belas) angka kredit dari unsur pengembangan rofesi. Pertanyaan berikutnya, bagaimana guru dapat secara “lancar” terus mengembangkan keprofesiannya jika sejak awal mereka sudah dipersyaratkan kenaikan pangkatnya dari unsur pengembangan keprofesian berkelanjutan. Sebagai contoh, guru dengan golongan ruang III/a sudah dipersyaratkan mengumpulkan paling sedikit 3 (tiga) angka kredit dari sub-unsur pengembangan diri. Sementara itu, guru dengan golongan ruang III/b yang akan naik jabatan/pangkat menjadi guru dengan golongan ruang III/c dipersyaratkan untuk mengumpulkan paling sedikit 4 (empat) angka kredit dari sub-unsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif, dan paling sedikit 3 (tiga) angka kredit dari sub-unsur pengembangan diri.<br />
<br />
Sebenarnya, tantangan-tantangan (baca: masalah-masalah) itu justru dapat membuka banyak peluang bagi guru itu sendiri untuk mengembangkan keprofesiannya secara berkelanjutan. Untuk itu, bagaimana guru menghadapi dan menyikapi tantangan-tantangan itu akan menjadi awal bagi terbukanya jalan atau kesempatan bagi guru untuk mengatasi permaslaahan yang mereka hadapi.<br />
Menarik untuk disimak ajakan Menteri Pendidikan Nasional pada peringatan Hardiknas 2010 yang baru kita peringati 2 Mei lalu. “Saya ingin mengajak agar peringatan Hardiknas kali ini dapat membangkitkan rasa optimisme, percaya diri dan tentu sambil terus berusaha, karena melalui modal optimisme, percaya diri dan berusaha itulah, sesungguhnya cikal bakal bangsa ini dibangun.” Ajakan Menteri Pendidikan Nasional di atas dan tema Hardiknas 2010 yaitu “Pendidikan Karakter untuk Membangun Peradaban Bangsa” dapat dijadikan inspirasi bagi para guru dalam rangka mengembangkan keprofesian berkelanjutan.<br />
<br />
<b>Peluang Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru</b><br />
<br />
Untuk menjawab dua pertanyaan besar di atas, coba sekilas kita kaji ulang mengenai Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Ditetapkannya undang-undang ini telah membawa “angin segar” bagi guru. Undang-undang ini merupakan salah satu bentuk pengakuan terhadap profesi guru. Undang-undang itu juga menggariskan bahwa pemberdayaan profesi guru diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi.<br />
<br />
Guru perlu terus menerus mengembangkan dirinya sebagai seorang pendidik profesional. Guru, baik sebagai guru kelas, guru mata pelajaran, maupun guru pembimbing, merupakan agen pembelajar sekaligus agen perubahan dalam pendidikan. Sejalan dengan hal itu, Sapa’at (2008) mengemukakan bahwa bagi guru sebagai agen pembelajar, kemauan kuat untuk terus belajar mengembangkan kemampuan profesionalismenya merupakan modalitas utama dalam memberikan kontribusinya yang optimal bagi peningkatan kualitas pendidikan nasional.<br />
<br />
Profesi sebagai guru mengemban amanah yang berat. Amanah itu antara lain adalah mencerdaskan anak-anak didiknya sehingga mereka kelak di kemudian hari mampu menjalani kehidupannya dengan bekal pendidikan yang diberikan gurunya. Sejalan dengan hal itu, Trimo (2008) mengemukakan bahwa pekerjaan sebagai guru menjadi lebih berat tatkala menyangkut peningkatan kemampuan anak didiknya sedangkan kemampuan dirinya mengalami stagnasi. Oleh karena itu, guru perlu bahkan harus terus mengembangkan dirinya. Usman (2004) menegaskan bahwa guru harus peka dan tanggap terhadap perubahan atau pembaharuan, terutama perubahan atau pembaharuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang terus berkembang begitu pesatnya. Guru harus senantiasa meningkatkan wawasan dan kompetensinya.<br />
<br />
Berdasarkan uraian di atas, banyak peluang yang dapat diraih guru dalam kaitan dengan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Dalam pengertian umum, guru dapat melaksanakan atau mengikuti pengembangan keprofesian berkelanjutan, secara mandiri atau berkelompok, dikaitkan dengan upaya meningkatkan kompetensi atau mengembangkan profesinya. Dalam pengertian khusus, guru dapat melaksanakan atau mengikuti pengembangan keprofesian berkelanjutan, baik secara mandiri atau berkelompok, dikaitkan dengan jabatan fungsional dan angka kreditnya.<br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;">Bagian</span><b> </b><span style="text-decoration: underline;">Pertama</span><b>: </b><span style="text-decoration: underline;">Pengembangan</span><b> </b><span style="text-decoration: underline;">Diri</span><br />
<br />
Beberapa upaya yang dapat dilakukan, diikuti, atau dikembangkan dalam rangka pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru melalui kegiatan pengembangan diri adalah sebagai berikut.<br />
<br />
<b>1. </b><b>Penyelenggaraan diklat fungsional secara mandiri</b><br />
<br />
Seperti kita ketahui, bahwa diklat fungsional bagi guru jumlahnya sangat terbatas. Beberapa kegiatan lain yang hampir sejenis dengan diklat seperti kursus, penataran, atau <i>training of trainer </i>(ToT) juga sangat terbatas. Pihak sekolah dapat bekerja sama dengan dinas pendidikan dan/atau pemerintah setempat untuk menyelenggaraan diklat fungsional secara mandiri. Fasilitator diklat dapat memberdayakan guru yang sudah pernah mengikuti ToT pada tingkat provinsi atau bahkan tingkat nasional, atau mengundang fasilitator dari unsur dosen perguruan tinggi atau widyasiwara Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP). Pihak sekolah dan dinas pendidikan atau pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan pidak perguruan tinggi atau LPMP untuk menyelenggarakan diklat fungsional secara mandiri. Fasilitator diklat dapat berasal dari unsur dosen dan/atau widyaiswara LPMP.<br />
<br />
Kegiatan diklat fungsional di atas dapat menggunakan pola diklat berjenjang, dari jenjang dasar sampai jenjang tinggi. Pola jam dalam diklat juga dapat menggunakan pola 30 s.d. 80 jam sampai dengan pola lebih dari 960 jam, atau menggunakan pola 8 s.d. 29 jam sampai dengan pola lebih dari 640 jam. Diklat pun dapat dimulai dari tingkat kecamatan sampai dengan tingkat internasional.<br />
<br />
<b>2. </b><b>Penyelenggaraan kegiatan kolektif guru yang meningkatkan kompetensi dan/atau keprofesian guru secara mandiri</b><br />
<br />
Kegiatan kolektif guru yang dapat meningkatkan kompetensi dan/atau keprofesiannya dapat berupa:<br />
a. Lokakarya atau kegiatan bersama (seperti kelompok kerja guru) untuk penyusunan perangkat kurikulum dan atau pembelajaran<br />
b. Keikutsertaan pada kegiatan ilmiah (seminar, kologium dan diskusi panel), baik sebagai pemakalah maupun sebagai peserta.<br />
c. Kegiatan kolektif lainnya yang sesuai dengan tugas dan kewajiban guru<br />
Kegiatan kolektif guru dapat dikembangkan dalam bentuk kegiatan kelompok kerja guru (KKG) atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Guru-guru dapat membentuk KKG atau MGMP, baik pada tingkat satuan pendidikan, maupun pada tingkat kecamatan atau kabupaten/kota. Pembentukan KKG atau MGMP ini dapat difasilitasi oleh pihak dinas pendidikan dan/atau unit pelaksana teknis daerah (UPTD) bidang pendidikan untuk memudahkan koordinasi dan pelaksanaannya. Melalui KKG atau MGMP, guru dapat melaksanakan berbagai kegiatan, misalnya berkaitan dengan perencanaan proses pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, perbaikan/pengayaan pembelajaran, atau kegiatan lainnya.<br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;">Bagian</span><b> </b><span style="text-decoration: underline;">Kedua</span><b>: </b><span style="text-decoration: underline;">Publikasi</span><b> </b><span style="text-decoration: underline;">Ilmiah</span><br />
<br />
Beberapa upaya yang dapat dilakukan, diikuti, atau dikembangkan dalam rangka pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru melalui kegiatan publikasi ilmiah adalah sebagai berikut.<br />
<b>1. </b><b>Menjadi pemrasaran/narasumber pada forum ilmiah</b><br />
Guru dapat menjadi pemrasaran/narasumber pada berbagai kegiatan atau forum ilmah, meliputi kegiatan seminar atau lokakarya ilmiah, dan koloqium atau diskusi lmiah. Untuk dapat menjadi pemrasaran/narasumber pada forum ilmiah guru perlu menyusun prasaran atau KTI berupa makalah. Prasyarat untuk itu tentu mengharuskan seorang guru memiliki wawasan dan perbendaharaan keilmuan dan/atau pengalaman yang luas sehingga dapat memberikan prasaran atau pandangan dalam forum ilmiah itu.<br />
<b>2. </b><b>Mempublikasikan hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal</b><br />
<br />
Berbagai kegiatan penelitian pada bidang pendidikan formal yang dapat dilakukan guru antara lain berupa penelitian eksperimen dan penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Suhardjono (2006), penelitian eksperimen atau PTK, lebih diharapkan dilakukan guru dalam upayanya menulis karya tulis ilmiah (KTI) karena dua alasan: pertama, KTI tersebut merupakan laporan dari kegiatan nyata yang dilakukan para guru di kelasnya dalam upaya meningkatkan mutu pembelajarannya – (ini tentunya berbeda dengan KTI yang berupa laporan penelitian korelasi, penelitian diskriptif, ataupun ungkapan gagasan, yang umumnya tidak memberikan dampak langsung pada proses pembelajaran di kelasnya), dan kedua, dengan melakukan kegiatan penelitian tersebut, maka para guru telah melakukan salah satu tugasnya dalam kegiatan pengembangan profesinya.<br />
<br />
Guru dapat melakukan kedua jenis penelitian di atas dalam rangka mengembangkan keprofesian berkelanjutan. Namun demikian, penulis lebih menyarankan agar guru melaksanakan PTK. Salah satu alasan mengapa guru perlu melaksanakan PTK karena penelitian ini dapat memberikan hasil nyata dan dampak langsung terhadap kegiatan pembelajaran di kelas. Untuk mengatasi kesulitan guru melaksanakan PTK, guru dapat melaksanakan PTK secara kolaboratif. Guru dapat bekerja sama dengan guru lain untuk bersama-sama melaksanakan PTK. Guru juga dapat berkolaborasi dengan pengawas sekolah/madrasah, dosen perguruan tinggi, dan/atau widyaiswara LPMP.<br />
<br />
Guru juga dapat membuat dan mempublikasikan KTI yang berisi gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal. KTI yang berisi gagasan inovatif ini dapat bertolak dari gagasan inovatif atau kreatif guru berkaitan dengan pendidikan atau pembelajaran. Banyak hal yang dapat memunculkan gagasan inovatif guru, misalnya berkaitan dengan model, strategi, pendekatan, metode, atau teknik pembelajaran. Guru juga dapat memunculkan gagasan baru, misalnya berkaitan dengan penilaian hasil belajar, pengembangan diri peserta didik, atau bimbingan dan konseling.<br />
<br />
<b>3. </b><b>Menulis buku teks pelajaran</b><br />
<br />
Kegiatan publikasi ilmiah yang dapat dilaksanakan guru adalah menulis buku teks pelajaran. Peluang kegiatan in terbuka lebar bagi guru, apalagi implementasi KTSP antara lain menuntut ketersediaan buku teks pelajaran yang sesuai dengan KTSP. Pemerintah bahkan seringkali menyelenggarakan berbagai lomba berkaitan dengan penulisan buku teks pelajaran atau buk pengayaan.<br />
<br />
Guru dapat menulis buku teks pelajaran dengan cara kolaboratif. Sebagai contoh, beberapa guru sejenis, misalnya guru kelas di SD, atau guru mata pelajaran tertentu, secara bersama-sama menulis buku pelajaran, modul/diktat, atau buku pedoman guru. Kegiatan ini juga dapat dilaksanakan melalui wadah KKG atau MGMP. Dengan demikian, beban yang terasa berat untuk menulis buku teks pelajaran di atas dapat terasa lebih ringan melalui kegiatan kolaboratif ini.<br />
<br />
Guru juga dapat secara mandiri memulai menulis buku teks pelajaran melalui penulisan bahan ajar per satuan-satuan kompetensi, misalnya per kompetensi dasar (KD). Bahan-bahan ajar per KD ini dapat dikompilasi untuk menjadi sebuah buku, modul, atau diktat. Untuk menunjang hal ini, guru dapat menggunakan sarana teknologi informasi dan komunikasi yang sudah demikian banyaknya tersedia saat ini. Guru harus “melek” TIK! Dengan sarana TIK yang demikian canggih namun relatif murah itu, guru akan sangat terbantukan.<br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;">Bagian</span><b> </b><span style="text-decoration: underline;">Ketiga</span><b>: </b><span style="text-decoration: underline;">Karya Inovatif</span><br />
<br />
Beberapa upaya yang dapat dilakukan, diikuti, atau dikembangkan dalam rangka pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru melalui kegiatan karya inovatif adalah sebagai berikut.<br />
<br />
<b>1. </b><b>Menemukan teknologi tepat guna</b><br />
<br />
Guru dapat menciptakan atau menemukan karya teknologi tepat guna (TTG) berkaitan dengan pendidikan atau pembelajaran. Sebagai contoh, guru kelas di SD atau guru mata pelajaran matematika menciptakan atau menemukan teknik-teknik baru dalam operasi hitung bilangan, operasi aljabar, atau operasi kalkulus. Pengembangan “jarimatika” di SD misalnya dapat merupakan sebuah karya TTG. Guru IPA misalnya menemukan teknologi pengawetan bahan pangan yang lebih efisien dan efektif.<br />
<br />
<b>2. </b><b>Menemukan/menciptakan karya seni</b><br />
<br />
Guru dapat menemukan atau menciptakan sebuah karya seni. Banyak bidang seni yang dapat dijadikan sarana untuk ini, misalnya bidang seni rupa (murni dan terapan), seni musik, seni tari, seni teater, atau seni sastra.<br />
<br />
<b>3. </b><b>Membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum</b><br />
<br />
Alat pelajaran/peraga/praktikum juga dapat dibuat atau dimodifikasi oleh guru. Guru dapat membuat “alat baru” atau memodifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum yang sudah ada sehingga memiliki keunggulan .dari alat pelajaran/peraga/praktikum sebelumnya. Untuk ini, guru perlu melampirkan bukti perancangan, foto/dokumentasi, bukti implementasi, termasuk laporan efektivitas penggunaan pelajaran/ peraga/praktikum dalam pembelajarn.<br />
<br />
<b>4. </b><b>Mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya.</b><br />
<br />
Guru dapat mengembangkan keprofesiannya melalui dua kegiatan di atas. Kita dapat memaklumi kalau untuk mengikuti kegiatan di atas kesempatannya sangat terbatas.<br />
Kegiatan seperti itu jarang dilakukan, tidak seperti diklat atau kegiatan ilmiah lainnya. Kalaupun ada kegiatan seperti itu, pesertanya pun terbatas dan merupakan guru-guru “pilihan”. Namun demikian, bukan berarti peluang pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru melalui kegiatan seperti di atas sangat kecil. Salah satu upaya yang dapat dilakukan misalnya mengadakan kegiatan itu melalui kerjasama antara dinas pendidikan atau pemerintah kabupaten/kota dengan LPMP. Kegiatan ini dapat menggunakani pola <i>bottom-up</i>, melalui kerjasama yang dirintis oleh dinas pendidikan atau pemerintah kabupaten/kota dengan menjalin nota kesepahaman (MoU) dengan pihak LPMP. Dapat juga ditempuh kerjasama pemerintah provinsi dengan pihak perguruan tinggi dan/atau pemerintah pusat untuk menyelenggarakan kegiatan seperti di atas.<br />
<br />
<b>Penutup</b><br />
<br />
Banyak tantangan yang dihadapi guru dalam kaitan dengan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Namun demikian, banyak pula peluang yang dapat diciptakan atau diraih guru untuk mengembangkan keprofesiannya secara berkelanjutan. Peluang-peluang itu tidak saja terbuka bagi guru dengan pangkat dan golongan ruang yang sudah tinggi, namun juga bagi guru dengan pangkat dan golongan ruang yang lebih rendah. Bahkan, para calon guru pun dapat menyiasati tantangan-tantangan di atas dengan mulai menyiapkan dan melatih diri sendiri sejak menjadi calon guru.<br />
<br />
Manajemen strategi mengajarkan bagaimana kita dapat berpikir, bersikap, dan bertindak strategis. Seorang yang berpikir strategis tentu diharapkan dapat bersikap berani menghadapi tantangan dan berupaya mengubah tantangan itu menjadi peluang. Pada gilirannya, beranilah mengambil tindakan yang tepat di antara alternatif solusi yang muncul sesuai dengan situasi, kondisi, kebutuhan, dan kepentingan guru. Prasyarat pertama untuk itu adalah niat yang baik dan <i>the willingness to change</i>. Semangat dan kemauan untuk mengubah keadaan yang dimulai dari diri sendiri akan menjadi pemantik berkobarnya api perubahan dalam diri kita. Tuhan sendiri mengingatkan bahwa Dia tidak akan mengubah keadaan yang apa pada suatu kaum atau diri seseorang selagi kaum atau orang itu tidak berupaya mengubah keadaannya sendiri.<br />
<br />
Akhirnya, melalui tulisan kecil ini penulis mengajak para guru untuk selalu optimis, percaya diri, dan terus berusaha mengembangkan diri dan mengembangkan keprofesian. Adalah kewajiban kita sebagai pendidik untuk selalu mengubah diri menjadi lebih baik, maka Tuhan Yang Maha Kuasa akan melihat dan menilai kerja dan hasil keja kita kelak. Semoga sikap mental itu akan menjadi karakter guru dalam rangka turut membangun peradaban bangsa yang lebih baik.<br />
<br />
<b>Sumber P</b><b>ustaka</b><br />
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84 Tahun 1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.<br />
<br />
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16<br />
Tahun 2009 tanggal 10 November 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.<br />
<br />
Sapa’at, Asep. 2008. <b>Guru Sebagai Agen Pembelajar</b>, (<a href="http://matematika.upi.edu/">http://matematika.upi.edu</a>, diakses 29 Februari 2008).<br />
<br />
Suhardjono. 2006. Peningkatan Karir Tenaga Kependidikan, khususnya dalam hal Pembuatan Karya Tulis Ilmiah sebagai Kegiatan Pengembangan Profesi. Bahan Temu Konsultasi dalam Rangka Koordinasi dan Pembinaan Kepegawaian Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional, Biro Kepegawaian, di Griya Astuti pada Nopember 2006.<br />
<br />
Trimo. 2008. Pembinaan Profesional melalui Supervisi Pengajaran sebagai Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru, (http://researchengines. com/trimo70708.html diakses 23 Januari 2009).<br />
<br />
Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.<br />
<br />
Usman, Moh. Uzer. 2004. Menjadi Guru Profesional. Edisi Kedua Cet. Ke-16. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya.</div>
Yani S Kusmardana, MPdhttp://www.blogger.com/profile/09929123067323163014noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1677611452298934059.post-71908673984793138382011-09-20T18:48:00.000-07:002011-09-20T18:48:15.366-07:00PROFESI GURU<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><h1 class="entry-title">Apakah guru bisa menjadi pekerjaan profesional yang sejatinya?</h1><div class="entry-meta"> <span class="meta-prep meta-prep-author">Posted on</span> <a href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/04/03/apakah-guru-bisa-menjadi-pekerjaan-profesional-yang-sejatinya/" rel="bookmark" title="19:49"><span class="entry-date">3 April 2009</span></a> <span class="meta-sep">by</span> <span class="author vcard"><a class="url fn n" href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/author/akhmadsudrajat/" title="Lihat semua yang ditulis oleh AKHMAD SUDRAJAT">AKHMAD SUDRAJAT</a></span> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><img alt="pekerjaan profesional " border="0" class="alignnone size-medium wp-image-2591" height="91" src="http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/02/kuliah.jpg?w=72&h=91" style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt;" width="72" />Meski saat ini telah lahir Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen sebagai landasan yuridis profesi guru, tetapi untuk menjadikan guru di Indonesia sebagai sebuah pekerjaan profesional yang sejatinya (<em>A True Professional</em>) tampaknya masih perlu dikaji dan direnungkan lebih jauh.<span id="more-4946"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Wikipedia menyebutkan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi dari sebuah pekerjaan profesional yang sejatinya, yakni: <em>(1)</em> <em>academic qualifications – a doctoral or law degree – i.e., university college/institute; (2) expert and specialised knowledge in field which one is practising professionally; (3) excellent manual/practical and literary skills in relation to profession; (4) high quality work in (examples): creations, products, services, presentations, consultancy, primary/other research, administrative, marketing or other work endeavours; (5) a high standard of professional ethics, behaviour and work activities while carrying out one’s profession (as an employee, self-employed person, career, enterprise, business, company, or partnership/associate/colleague, etc.)</em></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Merujuk pada pemikiran Wikipedia di atas, mari kita telaah lebih lanjut tentang guru sebagai seorang profesional. Berdasarkan kriteria yang pertama, seorang guru bisa dikatakan sebagai seorang profesional yang sejatinya apabila dia memiliki latar belakang pendidikan sekurang-sekurangnya setingkat sarjana. Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 disebutkan bahwa untuk dapat memangku jabatan guru minimal memiliki kualifikasi pendidikan D4/S1. Ketentuan ini telah memacu para guru untuk berusaha meningkatkan kualiafikasi akademiknya, baik atas biaya sendiri maupun melalui bantuan bea siswa pemerintah. Walaupun, dalam beberapa kasus tertentu ditemukan ketidakselarasan dan inkonsistensi program studi yang dipilihnya. Misalnya, semula dia berlatar belakang D3 Bimbingan dan Konseling tetapi mungkin karena alasan-alasan tertentu yang sifatnya pragmatis, dia malah melanjutkan studinya pada program studi lain.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Terkait dengan kriteria kedua, guru adalah seorang ahli. Sebagai seorang ahli, maka dalam diri guru harus tersedia pengetahuan yang luas dan mendalam (kemampuan kognisi atau akademik tingkat tinggi) yang terkait dengan substansi mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Dia harus sanggup mendeskripsikan, menjelaskan, memprediksi dan mengendalikan tentang berbagai fenomena yang berhubungan dengan mata pelajaran yang diampunya. Misalnya, seorang guru Biologi harus mampu menjelaskan, mendeskripsikan, memprediksikan dan mengendalikan tentang berbagai fenomena yang berhubungan dengan Biologi, walaupun dalam hal ini mungkin tidak sehebat ahli biologi (sains).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Selain memiliki pengetahuan yang tinggi dalam substansi bidang mata pelajaran yang diampunya, seorang guru dituntut pula untuk menunjukkan keterampilannya secara unggul dalam bidang pendidikan dan pembelajaran (kemampuan pedagogik), seperti: keterampilan menerapkan berbagai metode dan teknik pembelajaran, teknik pengelolaan kelas, keterampilan memanfaatkan media dan sumber belajar, dan sebagainya. Keterampilan pedagogik inilah yang justru akan membedakan guru dengan ahli lain dalam bidang sains yang terkait. Untuk memperoleh keterampilan pedagogik ini, di samping memerlukan bakat tersendiri juga diperlukan latihan secara sistematis dan berkesinambungan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Lebih dari itu, seorang guru tidak hanya sekedar unggul dalam mempraktikkan pengetahuanya tetapi juga mampu menuliskan (<em>literary skills</em>) segala sesuatu yang berhubungan bidang keilmuan (substansi mata pelajaran) dan bidang yang terkait pendidikan dan pembelajaran, misalnya kemampuan membuat laporan penelitian, makalah, menulis buku dan kegiatan literasi lainnya. Inilah kriteria yang ketiga dari seorang profesional.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Kriteria keempat, seorang guru dikatakan sebagai profesional yang sejatinya manakala dapat bekerja dengan kualitas tinggi. Pekerjaan guru termasuk dalam bidang jasa atau pelayanan (service). Pelayanan yang berkualitas dari seorang guru ditunjukkan melalui kepuasan dari para pengguna jasa guru yaitu siswa.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Kepuasaan utama siswa selaku pihak yang dilayani guru terletak pada pencapaian prestasi belajar dan terkembangkannya segenap potensi yang dimilikinya secara optimal melalui proses pembelajaran yang mendidik. Untuk bisa memberikan kepuasan ini tentunya dibutuhkan kesungguhan dan kerja cerdas dari guru itu sendiri.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Kritera terakhir, seorang guru dikatakan sebagai seorang profesioanal yang sejati apabila dia dapat berperilaku sejalan dengan kode etik profesi serta dapat bekerja dengan standar yang tinggi. Beberapa produk hukum kita sudah menggariskan standar-standar yang berkaitan dengan tugas guru. Guru profesional yang sejatinya tentunya tidak hanya sanggup memenuhi standar secara minimal, tetapi akan mengejar standar yang lebih tinggi. Termasuk dalam kriteria yang kelima adalah membangun rasa kesejawatan dengan rekan seprofesi untuk bersama-sama membangun profesi dan menegakkan kode etik profesi.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Berdasarkan uraian di atas, ada sebuah refleksi bagi saya dan mungkin juga Anda. Bahwa untuk menjadi guru dengan predikat sebagai profesional yang sejati tampaknya tidaklah mudah, tidak cukup hanya dinyatakan melalui selembar kertas yang diperoleh melalui proses sertifikasi. Tetapi betapa kita dituntut lebih jauh untuk terus mengasah kemampuan kita secara sungguh-sungguh guna memenuhi segenap kriteria yang telah dikemukakan di atas, yang salah satunya dapat dilakukan melalui usaha belajar dan terus belajar yang tiada henti.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Jika tidak, maka kita mungkin hanya akan menyandang predikat sebagai “guru-guruan”, alias pura-pura menjadi guru atau malah mungkin menjadi guru gadungan yang justru akan semakin merusak dan membahayakan pendidikan. Semoga saya dan Anda sekalian tidak termasuk kategori yang satu ini dan mari belajar !</div></div>Yani S Kusmardana, MPdhttp://www.blogger.com/profile/09929123067323163014noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1677611452298934059.post-72215216744377585232011-09-20T18:30:00.001-07:002011-09-20T18:30:29.631-07:00PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><h1 class="entry-title">Permendiknas No 27 Tahun 2010 – Program Induksi bagi Guru Pemula</h1><div class="entry-meta"> <span class="meta-prep meta-prep-author">Posted on</span> <a href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/11/17/permendiknas-no-27-tahun-2010/" rel="bookmark" title="01:09"><span class="entry-date">17 November 2010</span></a> <span class="meta-sep">by</span> <span class="author vcard"><a class="url fn n" href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/author/akhmadsudrajat/" title="Lihat semua yang ditulis oleh AKHMAD SUDRAJAT">AKHMAD SUDRAJAT</a></span> </div><div style="text-align: justify;"><img alt="Permendiknas No 27 Tahun 2010-Program Induksi bagi Guru Pemula" class="alignnone size-large wp-image-2591" src="http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/03/belajar-bersama-guru.jpg?w=250" style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt;" width="250" />Sejak kurang lebih satu tahun ke belakang, <strong>Program Induksi bagi Guru Pemula </strong>telah menjadi wacana publik, –khususnya di kalangan praktisi pendidikan. Dari berbagai wacana yang berkembang, di antaranya sempat muncul pertanyaaan, benarkah program induksi ini akan diberlakukan di Indonesia? Akhirnya, pertanyaan itu terjawab juga, terhitung tanggal 27 Oktober 2010, pemerintah melalui Mendiknas telah meluncurkan regulasi baru yang dituangkan dalam <strong>Permendiknas No 27 Tahun 2010 tentang Program Induksi bagi Guru Pemula</strong>. Peraturan ini menjadi payung hukum resmi tentang penyelenggaraan Program Induksi bagi Guru Pemula di Indonesia. Peraturan ini terdiri dari 14 pasal, di dalamnya antara lain mengatur tentang: tujuan, prinsip dan teknis pelaksanaan penyelenggaraan Program Induksi secara umum.</div><span id="more-13882"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kehadiran program induksi ini tampaknya semakin mempertegas komitmen pemerintah untuk menata profesi guru, karena saat ini <a href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/">guru</a> telah diyakini sebagai tumpuan harapan utama dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.</div><div style="text-align: justify;">Melalui proses pembimbingan selama mengikuti program induksi ini, diharapkan sejak awal para guru sudah mampu membiasakan diri bekerja secara profesional. Hasil selama mengikuti program induksi tentu akan menjadi bekal penting bagi guru yang bersangkutan dalam menekuni pekerjaannya pada masa-masa selanjutnya, yakni menjadi seorang guru yang profesional.</div><div style="text-align: justify;">Jika disimak isi peraturan ini, tampaknya kesuksesan program induksi ini, selain ditentukan oleh guru pemula yang bersangkutan, juga akan bergantung pada peran dari tiga pihak lainnya yang terlibat dalam program induksi, yaitu: (1) pembimbing, guru profesional yang diberi tugas untuk membimbing guru pemula; (2) kepala sekolah, selaku atasan guru pemula yang bertugas memfasilitasi agar program induksi dapat terselenggara dengan baik, dan (3) <a href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/" target="_blank">pengawas sekolah</a> yang bertugas <strong>membimbing </strong>dan menilai kinerja guru pemula.</div><div style="text-align: justify;">Hal yang perlu digarisbawahi, bahwa selama program induksi berlangsung, jangan sampai muncul praktik perpeloncoan, baik yang dilakukan oleh pembimbing atau warga sekolah lainnya. Program induksi justru dimaksudkan untuk melindungi para guru pemula dari berbagai praktik perpeloncoan yang dapat merusak mental guru pemula. Selama ini, meski tidak secara terbuka, tampaknya praktik perpeloncoan terhadap para anggota (guru dan siswa) baru di sekolah kadang masih mewarnai pendidikan kita. Misalnya, diisolisasi dari kelompok atau malah dibombardir dengan tugas-tugas tambahan yang sangat membebani dan di luar kewajaran.</div><div style="text-align: justify;">Mari kita induksi para guru pemula agar mereka menjadi matang dan profesional, yang siap menggantikan para seniornya untuk melahirkan generasi baru yang hebat.</div></div>Yani S Kusmardana, MPdhttp://www.blogger.com/profile/09929123067323163014noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1677611452298934059.post-70937553833205201272011-08-18T23:27:00.000-07:002011-08-18T23:27:03.736-07:00PUASA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><h2><a href="http://infokito.wordpress.com/2007/09/13/ayat-ayat-tentang-puasa/" rel="bookmark" title="Permanent link to Ayat-ayat tentang Puasa">Ayat-ayat tentang Puasa</a></h2><div class="date"><br />
</div>Firman <span style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt;"><span></span></span><span style="font-family: HQPB5; font-size: 12pt;"><span></span></span><span style="font-family: HQPB2; font-size: 12pt;"><span></span></span>Allah Subhanahu wa Ta’ala<br />
<span style="color: green;"><em><br />
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kama agar kamu bertaqwa. (Yaitu) dalam beberapa hari yang teutentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka) maka (wajiblah baginya bevpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak beupuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui “(<span style="color: maroon;">Al-Baqarah: 183-184</span>) </em></span><br />
<span id="more-173"></span><br />
Allah berfirman yang ditujukan kepada orang-orang beriman dari umat ini, seraya menyuruh mereka agar <strong>berpuasa</strong>. Yaitu menahan dari makan, minum dan bersenggama dengan niat ikhlas karena Allah Ta’ala. Karena di dalamnya terdapat penyucian dan pembersihan jiwa, juga menjernihkannya dari pikiran-pikiran yang buruk dan akhlak yang rendah.<br />
<br />
Allah menyebutkan, di samping mewajibkan atas umat ini, hal yang sama juga telah diwajibkan atas orang-orang terdahulu sebelum mereka. Dari sanalah mereka mendapat teladan. Maka, hendaknya mereka berusaha menjalankan kewajiban ini secara lebih sempurna dibanding dengan apa yang telah mereka kerjakan. (Tafsir Ibn Katsir, 11313.)<br />
Lalu, Dia memberikan alasan diwajibkannya puasa tersebut dengan menjelaskan manfaatnya yang besar dan hikmahnya yang tinggi. Yaitu agar orang yang berpuasa mempersiapkan diri untuk bertaqwa kepada Allah, Yakni dengan meninggalkan nafsu dan kesenangan yang dibolehkan, semata-mata untuk mentaati perintah Allah dan mengharapkan pahala di sisi-Nya. Agar orang beriman termasuk mereka yang bertaqwa kepada Allah, taat kepada semua perintah-Nya serta menjauhi larangan-larangan dan segala yang diharamkan-Nya. (Tafsir Ayaatul Ahkaam, oleh Ash Shabuni, I/192.)<br />
<br />
Ketika Allah menyebutkan bahwa Dia mewajibkan puasa atas mereka, maka Dia memberitahukan bahwa puasa tersebut pada hari-hari tertentu atau dalam jumlah yang relatif sedikit dan mudah. Di antara kemudahannya yaitu puasa tersebut pada bulan tertentu, di mana seluruh umat Islam melakukannya.<br />
Lalu Allah memberi kemudahan lain, seperti disebutkan dalam firman-Nya:<br />
<span style="color: green;"><em>“Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. ” </em></span><span style="color: maroon;">(Al-Baqarah: 184)</span><br />
<br />
<span style="color: maroon;"> </span><br />
Karena biasanya berat, maka Allah memberikan keringanan kepada mereka berdua untuk tidak berpuasa. Dan agar hamba mendapatkan kemaslahatan puasa, maka Allah memerintahkan mereka berdua agar menggantinya pada hari-hari lain. Yakni ketika ia sembuh dari sakit atau tak iagi melakukan perjalanan, dan sedang dalam keadaan luang. (Lihat kitab Tafsiirul Lat’nifil Mannaan fi Khulaashati Tafsiiril Qur’an, oleh Ibnu Sa’di, hlm. 56.)<br />
Dan firman Allah Ta ‘ala :<br />
<em><span style="color: green;">“Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari lain.”</span></em> <span style="color: maroon;">(Al-Baqarah : 184) </span><br />
<br />
Maksudnya, seseorang boleh tidak berpuasa ketika sedang sakit atau dalam keadaan bepergian, karena hal itu berat baginya. Maka ia dibolehkan berbuka dan mengqadha’nya sesuai dengan bilangan hari yang ditinggalkannya, pada hari-hari lain.<br />
Adapun orang sehat dan mukim (tidak bepergian) tetapi berat (tidak kuat) menjalankan puasa, maka ia boleh memilih antara berpuasa atau memberi makan orang miskin. Ia boleh berpuasa, boleh pula berbuka dengan syarat memberi makan kepada satu orang miskin untuk setiap hari yang ditinggalkannya. Jika ia memberi makan lebih dari seorang miskin untuk setiap harinya, tentu akan lebih baik. Dan bila ia berpuasa, maka puasa lebih utama daripada memberi makanan. Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhum berkata: “Karena itulah Allah berfirman :<br />
“Dan berpuasa lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. ” (Tafsir Ibnu Katsir; 1/214)<br />
<br />
Firman Allah Ta ‘ala :<br />
<em><span style="color: green;">“(Beberapa hari yang ditentukan itu adalah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan lalu ia berbuka) maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”</span></em> <span style="color: maroon;">(Al-Baqarah: 185)</span>.<br />
<br />
Allah memberitahukan bahwa bulan yang di dalamnya diwajibkan puasa bagi mereka itu adalah bulan Ramadhan. Bulan di mana Al-Qur’an –yang dengannya Allah memuliakan umat Muhammad-diturunkan untuk pertama kalinya. Allah menjadikan Al-Qur’an sebagai undang-undang serta peraturan yang mereka pegang teguh dalam kehidupan. Di dalamnya terdapat cahaya dan petunjuk. Dan itulah jalan kebahagiaan bagi orang yang ingin menitinya. Di dalamnya terdapat pembeda antara yang hak dengan yang batil, antara petunjuk dengan kesesatan dan antara yang halal dengan yang haram.<br />
<br />
Allah menekankan puasa pada bulan Ramadhan karena bulan itu adalah bulan diturunkannya rahmat kepada segenap hamba, Dan Allah tidak menghendaki kepada segenap hamba-Nya kecuaii kemudahan. Karena itu Dia membolehkan orang sakit dan musafir berbuka puasa pada hari-hari bulan Ramadhan (Tqfsir Ayarul Ahkam oleh Ash Shabuni, I/192), dan memerintahkan mereka menggantinya, sehingga sempurna bilangan satu bulan. Selain itu, Dia juga memerintahkan memperbanyak dzikir dan takbir ketika selesai melaksanakan ibadah puasa, yakni pada saat sempurnanya’ bulan Ramadhan. Karena itu Allah berfirman :<br />
<em><span style="color: green;">“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kama bersyukur.”</span></em> <span style="color: maroon;">(Al- Baqarah: 185)</span>.<br />
<br />
Maksudnya, bila Anda telah menunaikan apa yang diperintahkan Allah, taat kepada-Nya dengan menjalankan hal-hal yang diwajibkan dan meninggalkan segala yang diharamkan serta menjaga batasan-batasan (hukum)-Nya, maka hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur karenanya. (Tafsir Ibnu Karsir, 1/218)<br />
Lalu Allah berfirman :<br />
<em><span style="color: green;">“Dan apabila para hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo ‘a apabila ia memohon Kepada-Ku maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku, dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”</span></em> <span style="color: maroon;">(Al-Baqarah:186) </span><br />
<br />
Sebab Turunnya ayat :<br />
Diriwayatkan bahwa seorang Arab badui bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah Tuhan kita dekat sehingga kita berbisik atau jauh sehingga kita berteriak (memanggil-Nya ketika berdo’a)?” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hanya terdiam, sampai Allah menurunkan ayat di atas. ‘ (Tafsir Ibnu Katsir; I/219.)<br />
<br />
<u>Tafsiran ayat</u>:<br />
Allah menjelaskan bahwa Diri-Nya adalah dekat. Ia mengabulkan do’a orang-orang yang memohon, serta memenuhi kebutuhan orang-orang yang meminta. Tidak ada tirai pembatas antara Diri-Nya dengan salah seorang hamba-Nya. Karena itu, seyogyanya mereka menghadap hanya kepada-Nya dalam berdo’a dan merendahkan diri, lurus dan memurnikan ketaatan pada-Nya semata. (Tafsir Ibnu Katsir, I/218.)<br />
Adapun hikmah penyebutan’Allah akan ayat ini yang memotivasi memperbanyak do’a berangkaian dengan hukum-hukum puasa adalah bimbingan kepada kesungguhan dalam berdo’a, ketika bilangan puasa telah sempurna, bahkan setiap kali berbuka.<br />
<br />
Dari Ubadah bin Asb-Shamit radhiallahu ‘anhu ia berkata, sesungguhnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:<br />
“Tidak ada seorang muslim yang berdo’a kepada Allah di dunia dengan suatu permohonan kecuali Dia mengabulkannya, atau menghilangkan daripadanya keburukan yang semisalnya, selama ia tidak meminta suatu dosa atau pemutusan kerabat. ” Maka berkatalah seouang laki-laki dari kaum: “Kalau begitu, kita memperbanyak (do’a). “<br />
<br />
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Allah memberikan kebaikan-Nya lebih banyak daripada yang kalian minta” (HR. At-Tirmidzi, ia berkata, hadits hasan shahih), (<em>Lihat kitab Riyaadhus Shaalihiin, hlm. 612 dan 622</em>)<br />
Lalu Allah Ta’ala berfirman :<br />
<span style="color: green;"><em>“Dihalalkan bagimu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isterimu; mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahrvasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan cavilah apa yang telah ditetapkan oleh Allah untukmu, dan makan minumlah hinngga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi)janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertaqwa.”</em></span> <span style="color: maroon;">(Al-Baqarah:187) </span><br />
<br />
Sebab turunnya ayat :<br />
Imam Al Bukhari meriwayatkan dari Al-Barra’ bin ‘Azib, bahwasanya ia berkata :<br />
“Dahulu, para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, jika seseorang (dari mereka) berpuasa, dan telah datang (waktu) berbuka, tetapi ia tidur sebelum berbuka, ia tidak makan pada malam dan siang harinya hingga sore. Suatu ketika Qais bin Sharmah Al-Anshari dalam keadaan puasa, sedang pada siang harinya bekerja di kebun kurma. Ketika datang waktu berbuka, ia mendatangi isterinya seraya berkata padanya: “Apakah engkau memiliki makanan ?” Ia menjawab: “Tidak, tetapi aku akan pergi mencarikan untukmu.” Padahal siang harinya ia sibuk bekerja, karena itu ia tertidur. Kemudian datanglah isterinya. Tatkala ia melihat suaminya (tertidur) ia berkata: “Celaka kamu.” Ketika sampai tengah hari, ia menggauli (isterinya). Maka hal itu diberitahukan kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam, sehingga turunlah ayat ini :<br />
“Dihalalkan bagimu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isterimu. “<br />
Maka mereka sangat bersuka cita karenanya, kemudian turunlah ayat berikut :<br />
“Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. (<em>Lihat kitab Ash Shahiihul Musnad min Asbaabin Nuzuul, hlm. 9</em>)<br />
<br />
<u>Tafsiran ayat</u> :<br />
Allah Ta’ala berfirman untuk memudahkan para hamba-Nya sekaligus untuk membolehkan mereka bersenang-senang (bersetubuh) dengan isterinya pada malam-malam bulan Ramadhan, sebagaimana mereka dibolehkan pula ketika malam hari makan dan minum :<br />
“Dihalalkan bagimu pada malam hari bulan puasa melakukam “rafats” dengan isteri- isterimu.”<br />
Rafats adalah bersetubuh dan hal-hal yang menyebabkan terjadinya. Dahulu, mereka dilarang melakukan hal tersebut (pada malam hari), tetapi kemudian Allah membolehkan mereka makan minum dan melampiaskan kebutuhan biologis, dengan bersenang-senang bersama isteri-isteri mereka. Hal itu untuk menampakkan anugerah dan rahmat Allah pada mereka.<br />
Allah menyerupakan wanita dengan pakaian yang menutupi badan. Maka ia adalah penutup bagi laki-laki dan pemberi ketenangan padanya, begitupun sebaliknya.<br />
Ibnu Abbas berkata: “Maksudnya para isteri itu merupakan ketenangan bagimu dan kamu pun merupakan ketenangan bagi mereka.”<br />
Dan Allah membolehkan menggauli para isteri hingga terbit fajar. Lalu Dia mengecualikan keumuman dibolehkannya menggauli isteri (malam hari bulan puasa) pada saat i’tikaf. Karena ia adalah waktu meninggalkan segala urusan dunia untuk sepenuhnya konsentrasi beribadah. Pada akhirnya Allah menutup ayat-ayat yang mulia ini dengan memperingatkan agar mereka tidak melanggar perintah-perintah-Nya dan melakukan hal-hal yang diharamkan serta berbagai maksiat, yang semua itu merupakan batasan-batasan-Nya. Hal-hal itu telah Dia jelaskan kepada para hamba-Nya agar mereka menjauhinya, serta taat berpegang teguh dengan syari’at Allah sehingga mereka menjadi orang-orang yang bertaqwa. (<em>Tafsir Ayaatil Ahkaam, oleh Ash-Shabuni, I/93</em>)</div>Yani S Kusmardana, MPdhttp://www.blogger.com/profile/09929123067323163014noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1677611452298934059.post-27316203388904298002011-08-18T23:13:00.001-07:002011-08-18T23:13:22.395-07:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<h1 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://kankerotak.org/info/gejala-kanker-otak.html" style="color: #333333; cursor: default; text-decoration: none;">Kenali ciri-ciri kanker otak</a></h1>Sebelum memahami lebih lanjut tentang <strong>gejala kanker otak</strong>, Anda perlu memahami struktur otak manusia terlebih dahulu. Otak merupakan organ tubuh penting yang mengatur segala aktivitas / gerakan tubuh manusia. Bayangkan saja Anda sedang naik motor, ada berapa aktivitas yang Anda lakukan? Melihat jalan, menyetir, lihat kiri-kanan, lihat kaca spion, menyeimbangkan, belum lagi sambil mikir nanti malam mau makan apa... Dalam satu detik, ada riburan hal yang terjadi dalam otak Anda (baik yang terjadi secara sadar maupun tidak sadar).<br />
Otak bisa <em>multitasking </em>begini karena semua aktivitas tersebut diatur oleh bagian otak yang berbeda (tiap bagian memiliki fungsi yang berbeda). Secara umum, otak manusia dibagi menjadi tiga bagian, yaitu otak besar (<em>cerebrum</em>), otak kecil (<em>cerebellum</em>) dan batang otak (<em>brain stem</em>). Tiap bagian ini terbagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil, di mana masing-masing bagian kecil tersebut terbagi lagi, dan seterusnya. Ruang antar bagian terisi oleh cairan otak (<em>cerebrospinal fluid</em>), sedangkan bagian luarnya terlindungi oleh tiga lapis selaput otak (<em>meninges</em>) dan tulang tengkorak.<br />
<br />
<img alt="Anatomi otak manusia" height="320" src="http://kankerotak.org/__upload/560/a/0824lReuGV_struktur-bagian-otak.jpg" title="Anatomi otak manusia" width="400" /><br />
<br />
Nah, tiap bagian otak tersebut bisa terkena tumor/kanker. Walaupun tumor jinak, tapi karena tumbuhnya di otak, bisa menjadi sangat berbahaya. Tumor tersebut dapat mengganggu fungsi dan merusak struktur susunan saraf pusat, karena terletak di dalam rongga yang terbatas (rongga tengkorak). <strong>Seiring dengan berkembangnya tumor tersebut, jaringan otak akan semakin tertekan. Padahal volume rongga tengkorak sangat terbatas dan tidak mungkin bertambah besar.</strong> Inilah yang menjadikan sakit kepala / pusing sebagai gejala awal kanker otak.<br />
Ciri-ciri awal kanker otak sangat bervariasi, tergantung pada bagian otak mana yang terserang. Misalnya kepala pusing atau terasa mual. Berikut <strong>gejala kanker otak</strong> yang patut Anda waspadai:<br />
<ul><li>sakit kepala disertai mual sampai muntah yang menyemprot</li>
<li>daya penglihatan berkurang</li>
<li>penurunan kesadaran atau perubahan perilaku</li>
<li>gangguan berbicara</li>
<li>gangguan pendengaran</li>
<li>gangguan berjalan / keseimbangan tubuh</li>
<li>gangguan saraf</li>
<li>anggota gerak melemah atau kejang</li>
<li>pada bayi biasanya ubun-ubun besar menonjol</li>
</ul></div>Yani S Kusmardana, MPdhttp://www.blogger.com/profile/09929123067323163014noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1677611452298934059.post-89098125424539567942011-08-17T19:58:00.000-07:002011-08-17T19:58:19.616-07:00SEKRESI, EKSKRESI DAN DEFAKASI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="content">1. Sekresi adalah proses untuk membuat dan melepaskan substansi kimiawi dalam bentuk lendir yang dilakukan oleh sel tubuh dan kelenjar. Substansi kimiawi pada sekresi mempunyai kegunaan tertentu sebelum akhirnya terbuang melalui ekskresi. Jadi, kalo sekresi ini zat yang dikeluarkan masih bisa terpakai/berguna. Contohnya adalah Hormon yg disekresi oleh kelenjar ptuitari. <br />
<br />
2. Ekskresi adalah proses pembuangan sisa metabolisme dan benda tidak berguna lainnya. Lain dengan sekresi, kaloau ekskresi ini zat yg dikeluarkan udah ga bisa dipakai/digunakan lagi. Contohnya seperti keringat dan urin.<br />
<br />
3. Defekasi adalah proses proses pengosongan usus untuk membuang kotoran atau tinja. Biasa disebut juga dengan Buang Air Besar</div><h3 class="reference"><br />
</h3></div>Yani S Kusmardana, MPdhttp://www.blogger.com/profile/09929123067323163014noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1677611452298934059.post-1017287571080747202011-08-17T19:54:00.001-07:002011-08-17T19:54:41.076-07:00HUKUM NEWTON<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><h1 class="firstHeading" id="firstHeading">Hukum gerak Newton</h1><div id="siteSub">Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas</div><div id="contentSub"><div class="flaggedrevs_short plainlinks noprint" id="mw-fr-revisiontag"><div class="flaggedrevs_short_basic"><img alt="Ini adalah versi yang telah diperiksa dari halaman ini" class="flaggedrevs-icon" src="http://bits.wikimedia.org/w/extensions-1.17/FlaggedRevs/client/img/2.png" title="Ini adalah versi yang telah diperiksa dari halaman ini" /><img alt="tampilkan/sembunyikan detail" class="fr-toggle-arrow" id="mw-fr-revisiontoggle" src="http://bits.wikimedia.org/w/extensions-1.17/FlaggedRevs/client/img/arrow-down.png" style="display: inline;" /></div><div id="mw-fr-revisiondetails-wrapper" style="position: relative;"><div class="flaggedrevs_short_details" id="mw-fr-revisiondetails" style="display: none;">Ini adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bantuan:Validasi_halaman" title="Bantuan:Validasi halaman">versi stabil</a>, <a class="external text" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Istimewa:Catatan&type=review&page=Hukum_gerak_Newton" rel="nofollow">diperiksa</a> pada tanggal <i>22 Juli 2011</i>. Ada <a class="external text" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hukum_gerak_Newton&oldid=4573716&diff=cur&diffonly=0" rel="nofollow">1 perubahan tertunda</a> menunggu peninjauan.<table align="center" cellpadding="0" class="flaggedrevs-color-1" id="mw-fr-revisionratings-box"><tbody>
<tr><td class="fr-text" valign="middle">Akurasi</td><td class="fr-value40" valign="middle">Terperiksa</td></tr>
</tbody></table></div></div></div></div><div id="jump-to-nav"> Langsung ke: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_gerak_Newton#mw-head">navigasi</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_gerak_Newton#p-search">cari</a> </div><div class="thumb tright"> <div class="thumbinner" style="width: 202px;"><a class="image" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Newtons_laws_in_latin.jpg&filetimestamp=20060126095922"><img alt="" class="thumbimage" height="311" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/5d/Newtons_laws_in_latin.jpg/200px-Newtons_laws_in_latin.jpg" width="200" /></a> <div class="thumbcaption"> <div class="magnify"><a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Newtons_laws_in_latin.jpg&filetimestamp=20060126095922" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.17/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>Hukum Newton pertama dan kedua, dalam bahasa Latin, dari edisi asli journal <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Philosophi%C3%A6_Naturalis_Principia_Mathematica" title="Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica">Principia Mathematica</a> tahun 1687.</div></div></div><b>Hukum gerak Newton</b> adalah tiga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_fisika" title="Hukum fisika">hukum fisika</a> yang menjadi dasar <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mekanika_klasik" title="Mekanika klasik">mekanika klasik</a>. Hukum ini menggambarkan hubungan antara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gaya" title="Gaya">gaya</a> yang bekerja pada suatu benda dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gerak" title="Gerak">gerak</a> yang disebabkannya. Hukum ini telah dituliskan dengan pembahasaan yang berbeda-beda selama hampir 3 abad,<sup class="reference" id="cite_ref-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_gerak_Newton#cite_note-0">[1]</a></sup> dan dapat dirangkum sebagai berikut:<br />
<ol><li><b>Hukum Pertama</b>: setiap benda akan memiliki <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kecepatan" title="Kecepatan">kecepatan</a> yang konstan kecuali ada gaya yang resultannya tidak nol bekerja pada benda tersebut. .<sup class="reference" id="cite_ref-1"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_gerak_Newton#cite_note-1">[2]</a></sup><sup class="reference" id="cite_ref-first-law-shaums_2-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_gerak_Newton#cite_note-first-law-shaums-2">[3]</a></sup><sup class="reference" id="cite_ref-first-law-dmmy_3-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_gerak_Newton#cite_note-first-law-dmmy-3">[4]</a></sup> Berarti jika <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Resultan_gaya&action=edit&redlink=1" title="Resultan gaya (halaman belum tersedia)">resultan gaya</a> nol, maka <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_massa" title="Pusat massa">pusat massa</a> dari suatu benda tetap diam, atau bergerak dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kecepatan" title="Kecepatan">kecepatan</a> konstan (tidak mengalami percepatan).</li>
<li><b>Hukum Kedua</b>: sebuah benda dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Massa" title="Massa">massa</a> M mengalami gaya resultan sebesar F akan mengalami <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Percepatan" title="Percepatan">percepatan</a> a yang <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Arah&action=edit&redlink=1" title="Arah (halaman belum tersedia)">arahnya</a> sama dengan arah gaya, dan besarnya berbanding lurus terhadap F dan berbanding terbalik terhadap M. atau F=Ma. Bisa juga diartikan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Turunan" title="Turunan">turunan</a> dari <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Momentum_linear&action=edit&redlink=1" title="Momentum linear (halaman belum tersedia)">momentum linear</a> benda tersebut terhadap <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Waktu" title="Waktu">waktu</a>.</li>
<li><b>Hukum Ketiga</b>: gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama, dengan arah terbalik, dan segaris. Artinya jika ada benda A yang memberi gaya sebesar F pada benda B, maka benda B akan memberi gaya sebesar –F kepada benda A. F dan –F memiliki besar yang sama namun arahnya berbeda. Hukum ini juga terkenal sebagai hukum aksi-reaksi, dengan F disebut sebagai <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Aksi&action=edit&redlink=1" title="Aksi (halaman belum tersedia)">aksi</a> dan –F adalah <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Reaksinya&action=edit&redlink=1" title="Reaksinya (halaman belum tersedia)">reaksinya</a>.</li>
</ol>Ketiga hukum gerak ini pertama dirangkum oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Isaac_Newton" title="Isaac Newton">Isaac Newton</a> dalam karyanya <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Philosophi%C3%A6_Naturalis_Principia_Mathematica" title="Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica">Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica</a></i>, pertama kali diterbitkan pada 5 Juli 1687.<sup class="reference" id="cite_ref-Principia_4-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_gerak_Newton#cite_note-Principia-4">[5]</a></sup> Newton menggunakan karyanya untuk menjelaskan dan meniliti gerak dari bermacam-macam benda fisik maupun sistem.<sup class="reference" id="cite_ref-Motte_5-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_gerak_Newton#cite_note-Motte-5">[6]</a></sup> Contohnya dalam jilid tiga dari naskah tersebut, Newton menunjukkan bahwa dengan menggabungkan antara hukum gerak dengan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hukum_Gravitasi_Newton&action=edit&redlink=1" title="Hukum Gravitasi Newton (halaman belum tersedia)">hukum gravitasi umum</a>, ia dapat menjelaskan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Gerak_Planet_Kepler" title="Hukum Gerak Planet Kepler">hukum pergerakan planet</a> milik <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kepler" title="Kepler">Kepler</a>.<br />
<h2><br />
</h2></div>Yani S Kusmardana, MPdhttp://www.blogger.com/profile/09929123067323163014noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1677611452298934059.post-42253169662957323592011-07-13T05:32:00.000-07:002011-07-13T05:32:36.862-07:008 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN<span style="color: #000099;">Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. File tersedia dalam format PDF, bagi rekan guru yang belum memiliki tool tersebut dapat mendownload</span><span style="color: #000099;"> </span><a href="http://www.4shared.com/file/53737613/6b1ff814/Adobe_Reader_9.html" style="color: #000099; font-weight: bold;">Acrobat Reader 9 disini.</a><br />
<br />
<span style="color: #000099;">Standar Nasional Pendidikan terdiri dari :</span><br />
<br />
<span style="color: #000099;">1. Standar Kompetensi Lulusan</span><br />
<ul style="color: #000099;"><li> <a href="http://www.bsnp-indonesia.org/files/SKL_PENDIDIKAN_MAPEL.pdf">SKL Satuan Pendidikan & Kelompok Mata Pelajaran</a></li>
<li> <a href="http://www.bsnp-indonesia.org/files/SKL_MAPEL_SD_MI.pdf">SKL Mata Pelajaran SD-MI</a></li>
<li> <a href="http://www.bsnp-indonesia.org/files/SKL_MAPEL_SMP_MTs.pdf">SKL Mata Pelajaran SMP-MTs</a></li>
<li> <a href="http://www.bsnp-indonesia.org/files/SKL_MSPEL_SMA_MA.pdf">SKL Mata Pelajaran SMA-MA</a></li>
<li> <a href="http://www.bsnp-indonesia.org/files/SKL_MAPEL_PLB_ABDE.pdf">SKL Mata Pelajaran PLB ABDE</a></li>
<li> <a href="http://www.bsnp-indonesia.org/files/SKL_MAPEL_SMK_MAK.pdf">SKL Mata Pelajaran SMK-MAK</a></li>
</ul><span style="color: #000099;">2. </span><a href="http://www.bsnp-indonesia.org/files/Standar_Isi.pdf" style="color: #000099;">Standar Isi</a><br />
<span style="color: #000099;">3. </span><a href="http://www.bsnp-indonesia.org/standards-proses.php" style="color: #000099;">Standar Proses</a><br />
<span style="color: #000099;">4. </span><a href="http://www.bsnp-indonesia.org/standards-pendidikan.php" style="color: #000099;">Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan</a><br />
<span style="color: #000099;">5. <span style="text-decoration: underline;"></span></span><a href="http://www.bsnp-indonesia.org/standards-sarana.php" style="color: #000099;">Standar Sarana dan Prasarana</a><br />
<span style="color: #000099;">6. </span><a href="http://www.bsnp-indonesia.org/standards-pengelolaan.php" style="color: #000099;">Standar Pengelolaan</a><br />
<span style="color: #000099;">7. </span><a href="http://www.bsnp-indonesia.org/standards-pembiayaan.php" style="color: #000099;">Standar Pembiayaan Pendidikan</a><br />
<span style="color: #000099;">8. </span><a href="http://www.bsnp-indonesia.org/standards-penilaian.php" style="color: #000099;">Standar Penilaian Pendidikan</a><br />
<div class="fullpost" style="color: #000099;"><br />
<span style="color: #000099;">Fungsi dan Tujuan Standar</span><br />
<br />
<ol><li> <span style="color: #000099;">Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu</span></li>
<li>Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.</li>
<li> Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.</li>
</ol><br />
<br />
<span style="font-size: 78%; font-style: italic;">Sumber : <a href="http://www.bsnp-indonesia.org/">http://www.bsnp-indonesia.org</a></span><br />
<br />
<br />
<br />
</div><span class="post-author"> </span>Yani S Kusmardana, MPdhttp://www.blogger.com/profile/09929123067323163014noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1677611452298934059.post-25117994476500266762011-07-12T07:53:00.000-07:002011-07-12T07:53:07.081-07:00Teori terjadinya tata surya<div class="post-header"> </div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXtfKJwclNMXnNv3CpHKZN_i3ACkrJgf-Aecm4K83LAvvgfu1kTLWSNVg-ZbSUQxeQ-Mq8wylgR78VzsdrTjGnQk3yn8ObWfCfXdqBNshiTR5nkEOutrvWKOPD3ppl7WQVljBRn7MVK14z/s1600-h/OuterRim.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5207945419690597474" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXtfKJwclNMXnNv3CpHKZN_i3ACkrJgf-Aecm4K83LAvvgfu1kTLWSNVg-ZbSUQxeQ-Mq8wylgR78VzsdrTjGnQk3yn8ObWfCfXdqBNshiTR5nkEOutrvWKOPD3ppl7WQVljBRn7MVK14z/s320/OuterRim.jpg" style="cursor: pointer; display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center;" /></a><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="SV">TEORI TERJADINYA TATA SURYA</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV"><span> </span>Tata surya merupakan<span> </span>susunan benda langit ( planet, komet, meteor, asteroid, bintang, dsb) yang mengelilingi matahari. Tata surya tersebut hanyalah satu dari jutaan bintang yang tergabung dalam kelompok bintang yang dikenal dengan nama galaksi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="SV"><span> </span></span></b></div><ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i><span lang="FI">Teori Kabut atau teori Nebula</span></i><span lang="SV"> : Immanuel Kant, seorang filsafat jerman membuat suatu hipotesis tentang terjadinya tata surya. Ia mengatakan bahwa dijagat raya mula-mula tredapat gumpalan kabut atau nebula yang berputar perlahan – lahan. Oleh karena perputarannya sangat lambat, nebula mulai menyusut sehingga membentuk sebuah cakram datar ditengah-tengahnya. Penyusutan berlanjut dan membentuk matahari dipusat cakram. Penyusutan mengakibatkan cakram berputan dengan cepat sehingga bagian tepi cakram terlepas membentuka gelang-gelang bahan , yang kemudian memedat mendaji planet-planet yang berevolusi dalam orbit hampir melingkar mengitari matahari.</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="SV">Pada waktu yang hampir bersamaan, seorang ahkli fisika Prancis, Pierre Simon de Laplace mengemukakan teori yang hampir sama. Ia megatakan bahwa tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin. Pilinan tersebut berupa gumpalan kabut yang membentuk bulatan seperti bola besar. Semakin kecil bola itu, pilinannya semakin cepat sehingga bentuk bola itu menepat pada kutubnya dan melebar dibagian ekuatornya. Kemudian sebagian massa gas diekuatornya itu menjauh dari gumpalan intinya membentuk gelang-gelang yang akhirnya berubah menjadi gumpalan padat. Gumpalan padat itulah yang menjadi planet dan satelitnya sedangkan bagian inti kabut tetap brebentuk yang berpijar yang disebut dnegan matahari.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="SV"> </span></div><ol start="2" style="margin-top: 0in;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i><span lang="SV">Teori Planetesimal</span></i></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="SV">Thomas C . Chamberlin seorang ahli geologi dan Forest R Moulton seorang ahli astronomi mengemukakan teori yang dikenal dengan teori planetesimal yang berarti planet kecil. </span><span lang="FI">Teori ini menyatakan bahwa matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang. Suatu saat matahari berpapasan dengan sebuah bintang dengan jarak yang tidak terlalu jauh shingga terjadi peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang itu, serta bagian dari massa matahari tertarik kearah bintang. Pada waktu bintang tersebut menjauh, sebagian dari massa<span> </span>matahari jatuh kembali ke permukaan mathari dan sebagian lagi terhambur keluar angkasa disekitar matahari. Hal inilah yang dinamakan planetesimal yang kemudian menjadi planet-planet yang beredar mengelilingi orbitnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="FI"> </span></div><ol start="3" style="margin-top: 0in;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i><span lang="SV">Teori bintang kembar</span></i></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="SV">Menurut teori ini, matahari mungkin merupakan bintang kembar. Kemudian bintang yang satu meledak menjadi kepingan-kepingan. Akibat pengaruh gaya gravitasi<span> </span>bintang lainnya maka kepingan-kepingan ini bergerak mengitari bintang-bingtang itu dan menjadi planet-planet. Bintang yang tidak meladak tetap sebagai bintang yang sekarang disebut dengan matahari.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="SV"> </span></div><ol start="4" style="margin-top: 0in;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i><span lang="SV">Teori proto planet</span></i></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="SV">Pada tahun 1940 seorang astronomi jerman bernama Carl Von Weiszzacker mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan teori awan debu. Pada daarnya teori ini mengemukakan bahwa tata surya itu terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Lebih dari 5000 juta tahun yang lalu, salah satu gumpalan awan itu mengalami pemampatan sehingga partikel-partikel debu tertarik ke bagian pusat wan itu membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin. Lama kelamaan gumpalan gas itu menjadi pipih seperti cakram yang tebal dibagian tengah dan lebih tipis dibagian tepinya. Bagian tengah cakram gas itu berpilin lebih lambat dari bagian tepinya. Oleh karena itu partikel-partikel dibagian tengah cakram itu saling menekan timbullah panas dan pijar. Bagian inilah yang menjadi matahari.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="SV">Bagian yang lebih luar, berputar sangat cepat sehingga terpecah-pecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang lebih kecil<span> </span>yang juga turut berpilin. Bagian inilah yang kemudian membeku dan menjadi planet-planet serta satelit-satelitnya. Bahan planet itu dinamakan pula proto planet.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="SV"><span> </span><span> </span></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="SV">DAFTAR PUSTAKA</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span lang="SV">-<span style="font-family: "; font-size: 7;"> </span></span><span lang="SV">Tjasyono HK, Bayong.2003. <i>Geosains</i>.Bandung:ITB</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><span lang="SV">-<span style="font-family: "; font-size: 7;"> </span></span><span lang="FI">Wiladi, Hasan.2003. <i>Fisika untuk SMU</i>. </span><span lang="SV">Bandung:Grafindo</span>.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -27pt;"><br />
</div>Yani S Kusmardana, MPdhttp://www.blogger.com/profile/09929123067323163014noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1677611452298934059.post-10374610499175200062011-07-12T07:46:00.000-07:002011-07-12T07:46:26.261-07:00BENARKAH..???<h1 class="judul">Ditemukan, Planet Mirip Bumi yang Layak Huni</h1><h2 class="deskripsi">Ia memiliki suhu panas yang memungkinkan manusia untuk berjemur di siang hari.</h2><div class="lowerdeck"> <div class="tgl_artikel"><br />
</div></div><div class="isilist"> <img id="att_fotoimg" src="http://media.vivanews.com/thumbs2/2009/05/20/70911_ilustrasi_planet_bumi_dunia_300_225.jpg" width="315" /> <div class="tgl_artikel" id="att_fotocaption">Planet Bumi (ohmygov.net)</div><div class="listberita"> <div class="titlebox">BERITA TERKAIT</div><ul><li><a href="http://teknologi.vivanews.com/news/read/179923-pilot-as--alien-nonaktifkan-rudal-nuklir">Alien Matikan 10 Rudal Nuklir Amerika</a></li>
<li><a href="http://fokus.vivanews.com/news/read/179447-ancaman-badai-matahari">Ancaman Badai Matahari</a></li>
<li><a href="http://teknologi.vivanews.com/news/read/179292-2013--matahari-mengancam-bumi">Badai Matahari Ancam Bumi 'Kiamat' di 2013</a></li>
<li><a href="http://dunia.vivanews.com/news/read/178211-terungkap--wajah-riil-bulan--lebih-bopeng-">Inilah Wajah Asli Bulan: Lebih Bopeng!</a></li>
<li><a href="http://dunia.vivanews.com/news/read/178215-imuwan-vatikan--saya-siap-membaptis-alien">Imuwan Vatikan: Saya Siap Membaptis Alien</a></li>
</ul></div></div><strong>VIVAnews </strong>- Hasil pengamatan observatorium MW Keck di Hawaii, Amerika Serikat, selama 11 tahun membuahkan hasil. Para ilmuwan menemukan sebuah planet yang paling mirip dengan Bumi. Planet itulah kemungkinan bisa dihuni manusia.<br />
<br />
Seperti dilansir <em>Telegraph.co.uk, </em>29 September 2010, sebuah tim 'pemburu planet' menamai planet yang paling mirip dengan Bumi itu dengan nama Gliese 581g. <br />
<br />
Planet yang ukurannya hampir sama dengan Bumi itu mengorbit dan berada di tengah 'zona huni perbintangan'. Peneliti juga menemukan zat cair dapat eksis di permukaan planet itu.<br />
<br />
Ini akan menjadi planet paling mirip Bumi yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Ini juga merupakan planet pertama yang paling berpotensi dihuni manusia. <br />
<br />
"Temuan kami ini sangat menarik dan menawarkan kemungkinan bahwa planet ini berpotensi untuk dihuni," kata Profesor Steven Vogt di University of California.<br />
Sebelumnya, Badan Antariksa AS (NASA) juga menemukan planet mirip bumi, <a href="http://dunia.vivanews.com/news/read/173730-nasa-temukan--planet-alien---kembaran-bumi-"><strong>Kepler 9.</strong></a><strong> </strong><br />
<br />
Gliese 581g ditemukan berdasarkan observasi yang dilakukan menggunakan teknik tercanggih yang dikombinasikan dengan teleskop 'kuno'. <br />
<br />
Yang paling menarik dari dua planet Gliese 581g adalah, dia memiliki massa tiga sampai empat kali dari Bumi dan periode orbit hanya di bawah 37 hari. Volume massa itu menunjukkan bahwa planet itu kemungkinan merupakan planet berbatu dengan permukaan tertentu. Itu juga menunjukkan bahwa planet itu memiliki gravitasi yang cukup.<br />
<br />
Gliese 581g terletak dengan jarak 20 tahun cahaya dari Bumi, tepatnya berada di konstelasi Libra. Posisi planet ini, satu sisi selalu menghadap bintang dan memiliki suhu panas yang memungkinkan manusia untuk berjemur secara terus-menerus di siang hari. Di bagian samping yang menghadap jauh dari bintang, berada dalam kegelapan yang terus-menerus.<br />
<br />
Para peneliti memperkirakan rata-rata suhu permukaan planet ini antara -24 dan 10 derajat Fahrenheit atau -31 sampai -12 derajat Celsius. Suhunya akan sangat terik saat posisinya menghadap bintang dan bisa terjadi pembekuan saat sedang gelap. <br />
<br />
Menurut Profesor Vogt, gravitasi di permukaan planet itu hampir sama atau sedikit lebih tinggi dari Bumi, sehingga orang dapat dengan mudah berjalan tegak di planet ini.<br />
<br />
"Faktanya, kami mampu mendeteksi planet ini begitu cepat dan sangat dekat. Ini memiliki arti bahwa planet seperti ini benar-benar berciri umum, seperti Bumi," jelasnya.<br />
<br />
Prof Vogt dan Paul Butler, dari Carnegie Institution di Washington, mengatakan temuan-temuan baru tim itu dilaporkan dalam sebuah makalah yang akan diterbitkan dalam Jurnal <em>Astrophysical</em>. (kd)<br />
<strong></strong>Yani S Kusmardana, MPdhttp://www.blogger.com/profile/09929123067323163014noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1677611452298934059.post-50647174388686811472011-07-12T07:14:00.000-07:002011-07-12T07:19:48.623-07:00FISIKA ITU MUDAH DAN MENYENANGKAN...!<div style="text-align: justify;">Berikut beberapa <a href="http://dedekusn.com/pendidikan/agar-belajar-fisika-lebih-mudah-dan-menyenangkan/" style="color: black;">tips agar belajar fisika bisa lebih mudah dan menyenangkan :</a></div><ol style="text-align: justify;"><li><i>Baca dan pahami materi yang akan dipelajari. </i>Sebelum pembelajaran dimulai kita harus tahu materi apa yang akan dipelajari, manfaatnya, bahkan kalau bisa cari juga relevansinya dengan kehidupan. Jika perlu tanya guru fisikanya.</li>
<li><i>Cari materi penghubung dan pendukung materi yang akan dipelajari. </i>Guru kadang lupa melakukan apersepsi atau menghubungkan materi baru dengan materi sebelumnya padahal selalu ada hubunganya. Jangan malu untuk bertanya pada guru. Hal ini bisa memudahkan kita menarik benang merah antara materi baru dengan materi sebelumnya.</li>
<li><i>Pahami rumus, bukan hapalkan rumus. </i>Rumus fisika kadang merupakan rumus turunan dari rumus pada materi sebelumnya, pahami alurnya. Hindari hanya menghapal rumus. Setelah kita paham rumus, hafal akan mengikuti dengan sendirinya. Kalau guru langsung menyodorkan rumus, jangan segan untuk bertanya. Mealalui rumus yang dipahami dengan konsep yang benar<a href="http://dedekusn.com/wp-content/uploads/2010/02/Dedekusnfisika.jpg"><img alt="" class="size-full wp-image-243 alignright" height="195" src="http://dedekusn.com/wp-content/uploads/2010/02/Dedekusnfisika.jpg" title="Dedekusnfisika" width="192" /></a> kita bisa menjelaskannya dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Insya Allah dengan memahami penurunan rumus, kita akan merindukan belajar fisika.</li>
<li><i>Pelajari materi dasar sebelum ke materi pokok. </i>Sebelum mempelajari rumus akhir, pelajari konsep materi yang disampaikan, pelajari materi dari yang mudah dulu, yang ada relevansinya dengan materi sebelum dan selanjutnya, kemudian ke materi pokok.</li>
<li><i>Mudah dengan banyak berlatih. </i>Banyak berlatih dengan mengerjakan soal adalah salah satu kunci memahami fisika dengan mudah, berlatih dengan soal yang mudah terlebih dulu. Kemudian bertahap dan pahami soal yang relatif lebih sulit. Berlatihlah sesering mungkin.</li>
<li><i>“Ini sulit, tapi Insya Allah saya bisa”, bukan “Ini Insya Allah saya bisa, tapi sulit’. </i>Kalimat pertama mencerminkan optimisme, yang kedua sebaliknya kalimat orang pesimis.</li>
<li><i>Sayangi guru & jangan benci</i>. Biasanya siswa yang membenci gurunya sekaligus tidak menyukai mata pelajaran yang diajarkannya.</li>
</ol><div style="text-align: justify;">Insya Allah fisika itu mudah & menyenangkan!</div><div style="text-align: justify;"><b><i>Piss & peace</i></b> :08:</div><h4><br />
</h4>Yani S Kusmardana, MPdhttp://www.blogger.com/profile/09929123067323163014noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1677611452298934059.post-24327000187550233562011-06-15T17:36:00.001-07:002011-07-12T06:15:10.345-07:00TATA SURYA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="judul_artikel2011" style="color: black;">Inilah Kelompok Supernova Paling Terang</div><div class="left" style="color: black;"><div class="font11 c_abu03_kompas2011 pb_3"><br />
</div><div class="left btn_fblike"></div></div><div class="right font12 c_abu03_kompas2011"><span id="text_649096"><div class="left pr_3"><br />
</div><div class="left font11"><br />
</div></span> </div><div class="right w310 pl_10 pb_10 pt_5"><br />
<div class="img310"><div id="foto1" style="display: block;"><img alt="" src="http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2009/07/10/0829514p.jpg" width="310" /> </div></div><div id="multi_foto_wide" style="display: none;"><a class="selected" href="http://sains.kompas.com/read/2011/06/12/19135185/Inilah.Kelompok.Supernova.Paling.Terang#" rel="foto1">1</a></div><div align="right" class="font10 c_abu " style="color: black;">NASA</div><div class="c_abu font11 pt_5" style="color: black;">supernova </div></div><div class="isi_berita2011 pt_5"><div style="color: black;"><b>KOMPAS.com</b> — Studi terbaru astronom mengungkap supernova baru yang pada saat ledakan bersinar hingga sepuluh kali lebih cemerlang daripada supernova pada umumnya.</div><div style="color: black;">Ada enam rekaman supernova yang sangat cemerlang dan tidak bisa dijelaskan dengan teori ledakan bintang yang ada saat ini sehingga supernova tersebut kemungkinan harus dikelompokkan dalam jenis baru. Studi tersebut dipublikasikan dalam jurnal <i>Nature </i>teranyar.</div><div style="color: black;"><br />
</div><div style="color: black;">Ledakan supernova terjadi jika suatu bintang dengan massa setidaknya sepuluh kali massa Matahari mencapai akhir masa kehidupannya. Ketika itu, sang bintang yang sekarat melepaskan materi radioaktif berupa gas panas hingga menghasilkan ledakan cahaya terang.</div><div style="color: black;"><br />
</div><div style="color: black;">Robert Quimby, peneliti perbintangan di California Institute of Technology, Pasadena, mengatakan bahwa dalam ratusan tahun fenomena supernova yang diamati, belum pernah ada tipe seperti ini. "Kami kira kami sudah melihat segalanya sehingga temuan ini sangat tidak terduga," ujar Quimby, yang dengan timnya melakukan pengamatan ini dengan teleskop Samuel Oschin di California's Palomar Observatory.</div><div style="color: black;">Ia mencatat, supernova dapat mengubah evolusi dari galaksi itu sendiri. Sebab, supernova mampu meniupkan gas dari galaksi asalnya serta menambahkan muatan untuk mengisi ruang antara tata bintang di galaksi dengan elemen yang lebih berat. "Berarti generasi bintang-bintang berikutnya bisa jadi berbeda secara susunan," simpulnya.</div><div style="color: black;"><br />
</div><div style="color: black;">Dalam makalah yang dipublikasikan pada 8 Juni 2011 itu, ada enam supernova yang mendapat pengelompokan baru. Empat di antaranya merupakan temuan baru dan dua lainnya telah diketahui, tetapi membuat para ilmuwan bingung, antara lain, supernova dengan kode SN 2005ap, yang ditemukan tahun 2007 dan tercatat sebagai supernova paling terang, serta SCP 06F6, yang ditemukan tahun 2008 karena memancarkan spektrum yang lain sama sekali dengan supernova pada umumnya.</div><div style="color: black;">(<b>National Geographic Indonesia/Gloria Samantha</b>) </div><div class="right"><div class="left pr_5"><a href="http://www.facebook.com/sharer.php?u=http%3A%2F%2Fsains.kompas.com%2Fread%2F2011%2F06%2F12%2F19135185%2FInilah.Kelompok.Supernova.Paling.Terang&t=Inilah%20Kelompok%20Supernova%20Paling%20Terang%20-%20KOMPAS.com&src=sp" name="fb_share" style="text-decoration: none;" type="button_count"></a> </div></div></div></div>Yani S Kusmardana, MPdhttp://www.blogger.com/profile/09929123067323163014noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1677611452298934059.post-32975972106108195392011-06-05T02:40:00.001-07:002011-06-05T02:40:54.698-07:00MY FAMILY<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(0, 0, 0) url(http://tripwow.tripadvisor.com/tripwow/ta-019e-6962-ad39/e/24deb4eef1/bg) no-repeat scroll 0pt 0pt; border: medium none; margin: 0pt; padding: 0pt; width: 420px;"><embed allowfullscreen="true" allowscriptaccess="always" base="http://images.travelpod.com/bin/tripwow/flash/" bgcolor="#000000" flashvars="xmlPath=http%3A%2F%2Ftripwow.tripadvisor.com%2Ftripwow%2Fta-019e-6962-ad39%2Fapxml%3Fed%3D24deb4eef1%26ref%3D" height="272" name="TripWow" pluginspage="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer" quality="high" src="http://images.travelpod.com/bin/tripwow/flash/tripwow.swf" type="application/x-shockwave-flash" width="420" wmode="opaque"></embed><!-- Use of this widget is subject to the terms stated here: http://tripwow.tripadvisor.com/tripwow/widget_terms.html --><div style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(255, 255, 255) none repeat scroll 0% 0%; border: medium none; color: #999999; font-family: verdana,sans-serif; font-size: 9px; margin: 0pt; padding: 0pt; text-align: justify; width: 420px;"><a href="http://tripwow.tripadvisor.com/tripwow/ta-019e-6962-ad39" style="color: #cc6600;">My Family Slideshow</a>: Yani’s trip from <a href="http://www.tripadvisor.co.id/Tourism-g297704-Bandung_Java-Vacations.html" style="color: #cc6600;">Bandung</a>, <a href="http://www.tripadvisor.co.id/Tourism-g294228-Java-Vacations.html" style="color: #cc6600;">Java</a>, <a href="http://www.tripadvisor.co.id/Tourism-g294225-Indonesia-Vacations.html" style="color: #cc6600;">Indonesia</a> to 3 cities <a href="http://www.tripadvisor.co.id/Tourism-g297714-Sukabumi_Java-Vacations.html" style="color: #cc6600;">Sukabumi</a>, Pelabuhanratu, sukabumi (near <a href="http://www.tripadvisor.co.id/Tourism-g608500-Jabon_Java-Vacations.html" style="color: #cc6600;">Jabon</a>) and Cikampek (near <a href="http://www.tripadvisor.co.id/Tourism-g790286-Rendeh_Java-Vacations.html" style="color: #cc6600;">Rendeh</a>) was created by <a href="http://www.tripadvisor.co.id/" style="color: #cc6600;">TripAdvisor</a>. See another <a href="http://tripwow.tripadvisor.com/slideshow/indonesia.html" style="color: #cc6600;">Indonesia slideshow</a>. Take your travel photos and <a href="http://tripwow.tripadvisor.com/" style="color: #cc6600;">make a slideshow</a> for free.</div></div></div>Yani S Kusmardana, MPdhttp://www.blogger.com/profile/09929123067323163014noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1677611452298934059.post-61933693019748909312011-06-05T02:30:00.000-07:002011-06-05T02:30:02.916-07:00Dibalik dedikasi ku...<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<div style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(0, 0, 0) url(http://tripwow.tripadvisor.com/tripwow/ta-01ab-59ce-9da0/e/54deb49da4/bg) no-repeat scroll 0pt 0pt; border: medium none; margin: 0pt; padding: 0pt; width: 420px;"><embed allowfullscreen="true" allowscriptaccess="always" base="http://images.travelpod.com/bin/tripwow/flash/" bgcolor="#000000" flashvars="xmlPath=http%3A%2F%2Ftripwow.tripadvisor.com%2Ftripwow%2Fta-01ab-59ce-9da0%2Fapxml%3Fed%3D54deb49da4%26ref%3D" height="272" name="TripWow" pluginspage="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer" quality="high" src="http://images.travelpod.com/bin/tripwow/flash/tripwow.swf" type="application/x-shockwave-flash" width="420" wmode="opaque"></embed><!-- Use of this widget is subject to the terms stated here: http://tripwow.tripadvisor.com/tripwow/widget_terms.html --><div style="-moz-background-clip: border; -moz-background-inline-policy: continuous; -moz-background-origin: padding; background: rgb(255, 255, 255) none repeat scroll 0% 0%; border: medium none; color: #999999; font-family: verdana,sans-serif; font-size: 9px; margin: 0pt; padding: 0pt; text-align: justify; width: 420px;"><a href="http://tripwow.tripadvisor.com/tripwow/ta-01ab-59ce-9da0" style="color: #cc6600;">Dibalik Dedikasi ku.... Slideshow</a>: Yani’s trip to Cibadak (near <a href="http://www.tripadvisor.co.id/Tourism-g297704-Bandung_Java-Vacations.html" style="color: #cc6600;">Bandung</a>), <a href="http://www.tripadvisor.co.id/Tourism-g294228-Java-Vacations.html" style="color: #cc6600;">Java</a>, <a href="http://www.tripadvisor.co.id/Tourism-g294225-Indonesia-Vacations.html" style="color: #cc6600;">Indonesia</a> was created by <a href="http://www.tripadvisor.co.id/" style="color: #cc6600;">TripAdvisor</a>. See another <a href="http://tripwow.tripadvisor.com/slideshow/indonesia/bandung.html" style="color: #cc6600;">Bandung slideshow</a>. Create your own stunning <a href="http://tripwow.tripadvisor.com/" style="color: #cc6600;">free slideshow</a> from your travel photos.</div></div></div>Yani S Kusmardana, MPdhttp://www.blogger.com/profile/09929123067323163014noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1677611452298934059.post-41975161763683498012011-04-18T17:49:00.000-07:002011-07-12T06:25:25.566-07:00GETARAN DAN GELOMBANG<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="color: black;">TUGAS KELAS 8 ; PELAJARI KONSEP GETARAN DAN GELOMBANG, silahkan di </span><a href="http://www.ziddu.com/download/14654669/GETARANDANGELOMBANG.pdf.html">download disini..</a></div>Yani S Kusmardana, MPdhttp://www.blogger.com/profile/09929123067323163014noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1677611452298934059.post-86364927587121170232011-04-16T17:02:00.000-07:002011-07-12T06:22:45.252-07:00Tips dan trik belajar fisika<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="color: black;">Kayaknya sudah menjadi stereotype di kalangan pelajar, kalo belajar Fisika itu kok rasanya susah banget. Rasanya kalo ada pilihan harus belajar Fisika, Kimia, atau Biologi dulu, kebanyakan memilih untuk belajar Kimia atau Biologi dulu sebelum akhirnya harus menyentuh Fisika juga. </div><div style="color: black;">‘Supaya nggak pusing pak, kalo belajar Fisika nanti keburu pusing duluan. Nanti pelajaran lainnya nggak bisa kesentuh lagi.’</div><div style="color: black;"><br />
</div><div style="color: black;"><span id="more-169"></span></div><div style="color: black;">Belajar Fisika itu, sama saja dengan belajar yang lainnya. Yang membedakan hanyalah bidang yang dipelajarinya. Fisika kan memang lebih banyak berurusan dengan ilmu fisik. Belajar fisika bisa dibuat mudah, atau minimal dibuat menyenangkan. Bagaimana caranya?</div><div style="color: black;"><br />
</div><div style="color: black;">Berikut tips dan trik untuk belajar fisika : </div><div style="color: black;">1. Mulai belajar fisika kalau badan kamu sudah merasa rileks.</div><div style="color: black;">Kalau badan dalam keadaan rileks, kita merasa lebih tenang dan nyaman untuk melakukan aktifitas, terutama belajar. Banyak hal bisa dilakukan untuk membangkitkan suasana rileks. Kalau dari pribadi, biasanya menyalakan kipas angin, trus mendengarkan musik...</div><div style="color: black;"><br />
</div><div style="color: black;">2. Baca dulu ceritanya, jangan langsung pergi ke rumus.</div><div style="color: black;">Jangan salah. Fisika pun ada ceritanya. Dalam hal ini, cerita yang saya maksud adalah latar belakang rumus2 tersebut, asumsi2 yang dipakai. Biasanya (terutama dalam pelajaran SMA), rumus2 fisika di buku yang kelihatannya sangat rumit sebenarnya berasal dari konsep yang sederhana. Misalnya konsep tentang gaya, atau tentang energi, yang diturunkan menjadi rumus akhir yang dibutuhkan. BACALAH konsep2 tersebut dahulu, sebelum pergi ke rumus akhir.</div><div style="color: black;"><br />
</div><div style="color: black;">3. Dimengertilah dahulu alur rumus dari konsep awal sampai menjadi rumus akhir.</div><div style="color: black;">Tujuannya adalah supaya kamu mengerti darimana rumus2 itu berasal, semenjak konsep yang mendasarinya sampai menjadi rumus akhir. Setelah kamu mengerti rumus tersebut, adalah hal yang sangat mudah untuk menghapal rumus tersebut. *Bahkan, based on my experience, kamu bahkan nantinya nggak perlu menghapal rumus tersebut lagi</div><div style="color: black;"><br />
</div><div style="color: black;">4. Latihan soal-soal.</div><div style="color: black;">Udah mengerti konsepnya, sekarang saatnya maju ke ‘medan perang’. Ada soal latihan di setiap akhir bab, bantai aja itu soal2. Jangan biarkan ada musuh tersisa. Musuh menyerah kalah dan kamulah pemenangnya <img alt=":D" class="wp-smiley" src="http://sidikpurnomo.net/wp-includes/images/smilies/icon_biggrin.gif" /></div><div style="color: black;">Buku-buku fisika yang kamu punya sedikit banyak juga berpengaruh terhadap seberapa banyak kamu mengerti. Masalahnya, beberapa buku fisika yang beredar hanya menyatakan rumus2 saja, tanpa menjelaskan konsep di belakang rumus2 tersebut. Hal ini saya rasa hanya akan membingungkan untuk dipelajari, karena kita hanya akan memaksakan otak kita untuk menghapal daripada mengerti. Tanpa pengertian, kamu hanya akan melupakan rumus2 tersebut dalam 2-3 hari.</div><div style="color: black;"><br />
</div><div style="color: black;">Here are recommended book for you to learn: Marthen Kanginan, M. Ali Yaz</div><div style="color: black;">Seperti kata pepatah, “Tell them, they will forget. Show them, they will know. Involve them, they will understand”. Semakin banyak kamu terlibat (i.e. tau), semakin banyak kamu mengerti.</div><div style="color: black;">Begitulah, belajar fisika itu menyenangkan. Kalau sudah tahu selahnya, mudah untuk mengimplementasikannya.</div><div style="color: black;"><br />
</div><div style="color: black;">Selamat belajar fisika!</div><div style="color: black;"><br />
</div><div id="commentblock"><form action="http://sidikpurnomo.net/wp-comments-post.php" id="commentform" method="post"><div style="color: black;"><br />
</div><div style="color: black;"><br />
</div><div style="color: black;"><br />
</div><div style="color: black;"><br />
</div><div style="color: black;"><br />
</div><div style="color: black;"><br />
</div><br />
</form></div></div>Yani S Kusmardana, MPdhttp://www.blogger.com/profile/09929123067323163014noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1677611452298934059.post-81730933777945972512011-04-16T16:44:00.000-07:002011-07-12T06:38:32.850-07:00KEAJAIBAN TATA SURYA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="navbar section" id="navbar" style="color: black;"><div class="widget Navbar" id="Navbar1"></div></div><div class="body-fauxcolumns" style="color: black;"><div class="fauxcolumn-outer body-fauxcolumn-outer"><div class="cap-top"></div><div class="fauxborder-left"><div class="fauxcolumn-inner"></div></div><div class="cap-bottom"></div></div></div><div class="content-fauxcolumns" style="color: black;"><div class="fauxcolumn-outer content-fauxcolumn-outer"><div class="cap-top"></div><div class="fauxborder-left"><div class="fauxcolumn-inner"></div></div><div class="cap-bottom"></div></div></div><div class="content-cap-top cap-top" style="color: black;"></div><div class="tabs-outer" style="color: black;"><div class="tabs-cap-top cap-top"></div><div class="fauxborder-left tabs-fauxborder-left"><div class="region-inner tabs-inner"></div></div><div class="tabs-cap-bottom cap-bottom"></div></div><div class="main-cap-top cap-top" style="color: black;"></div><div class="fauxcolumn-outer fauxcolumn-center-outer" style="color: black;"><div class="cap-top"></div><div class="fauxborder-left"><div class="fauxcolumn-inner"></div></div><div class="cap-bottom"></div></div><div class="fauxcolumn-outer fauxcolumn-left-outer" style="color: black;"><div class="cap-top"></div><div class="fauxborder-left"><div class="fauxcolumn-inner"></div></div><div class="cap-bottom"></div></div><div class="fauxcolumn-outer fauxcolumn-right-outer" style="color: black;"><div class="cap-top"></div><div class="fauxborder-left"><div class="fauxcolumn-inner"></div></div><div class="cap-bottom"></div></div><div style="color: black;"><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=1677611452298934059&postID=8173093377794597251" name="4984079453562100115"></a> </div><h3 class="post-title entry-title" style="color: black;">Kejaiban Al Quran dan Kaitannya dengan Ilmu Pengetahuan </h3><div class="post-header" style="color: black;"></div><div class="post-body entry-content" id="post-body-4984079453562100115"><div style="color: black; text-align: justify;"><b>Keajaiban Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan<br />
</b></div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Tata Surya Matahari dengan 8 planetnyaBenar kiranya jika Al Qur’an disebut sebagai mukjizat. Bagaimana tidak, ternyata ayat-ayat Al Qur’an yang diturunkan di abad ke 7 masehi di mana ilmu pengetahuan belum berkembang (saat itu orang mengira bumi itu rata dan matahari mengelilingi bumi), sesuai dengan ilmu pengetahuan modern yang baru-baru ini ditemukan oleh manusia.</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; color: black; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOA07DLSTXT9mNEKHBfId4Exnu3JfWLF0rO6d9Yr8jp2-cwQqOauAIrvzh05YiXoal_xjqgYBrsbDumPhSqj0w6mPIOWgWJCPahhmhQtqtk2A2givKOw3RzSF7tIzMzQpADEEamUX9qdz4/s1600/solar.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOA07DLSTXT9mNEKHBfId4Exnu3JfWLF0rO6d9Yr8jp2-cwQqOauAIrvzh05YiXoal_xjqgYBrsbDumPhSqj0w6mPIOWgWJCPahhmhQtqtk2A2givKOw3RzSF7tIzMzQpADEEamUX9qdz4/s320/solar.jpg" /></a></div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Sebagai contoh ayat di bawah:</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” [Al Anbiyaa:30]</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Saat itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu. Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini.</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an.</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (Al Qur’an, 21:33)</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an, 36:38)</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Langit yang mengembang (Expanding Universe)</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Dalam Al Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (Al Qur’an, 51:47)</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup.</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus “mengembang”.</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi.</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;"><b>Gunung yang Bergerak</b></div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.” [QS 27:88]</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak.</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.</div><div class="separator" style="clear: both; color: black; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGg_s_Kmw9SQjl4IxvYyRyS9lLVrOgmWQqvHY_YqKLQRupCAQ59p-ndYVt_QDoLq2jkS4pI0lzALAHvpNrAUlPXmzcvq-vE-xzxvDHSjErvbHmf9EkylfxCDrCm4r2lT1F4JswF1PnvW4S/s1600/gunungbergerak2.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGg_s_Kmw9SQjl4IxvYyRyS9lLVrOgmWQqvHY_YqKLQRupCAQ59p-ndYVt_QDoLq2jkS4pI0lzALAHvpNrAUlPXmzcvq-vE-xzxvDHSjErvbHmf9EkylfxCDrCm4r2lT1F4JswF1PnvW4S/s320/gunungbergerak2.jpg" /></a></div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Gambar Gerakan Gunung / BenuaPara ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (Al Qur’an, 15:22)</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;"><b>Ramalan Kemenangan Romawi atas Persia</b></div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">“Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).” (Al Qur’an, 30:1-4)</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;"><b>Diselamatkannya Jasad Fir’aun</b></div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu” [QS 10:92]</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">ramses.jpgMaurice Bucaille dulunya adalah peneliti mumi Fir’aun di Mesir. Pada mumi Ramses II dia menemukan keganjilan, yaitu kandungan garam yang sangat tinggi pada tubuhnya. Dia baru kemudian menemukan jawabannya di Al-Quran, ternyata Ramses II ini adalah Firaun yang dulu ditenggelamkan oleh Allah swt ketika sedang mengejar Nabi Musa as.</div><div class="separator" style="clear: both; color: black; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilNVuiS_qnw_ctq2ljG9WEmSEq52oZRLZkieiYsvCGqMKQb_CKyGzVNSsoyYyQ22vlBW6vnG9zMtZjLWwlk4WKFoZIw8x6N6zYhQPTq7Ahw7PzCsMJ9JaXubJorjUUvT8ALPlTAZs32RYC/s1600/ramses.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilNVuiS_qnw_ctq2ljG9WEmSEq52oZRLZkieiYsvCGqMKQb_CKyGzVNSsoyYyQ22vlBW6vnG9zMtZjLWwlk4WKFoZIw8x6N6zYhQPTq7Ahw7PzCsMJ9JaXubJorjUUvT8ALPlTAZs32RYC/s320/ramses.jpg" /></a></div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Injil & Taurat hanya menyebutkan bahwa Ramses II tenggelam; tetapi hanya Al-Quran yang kemudian menyatakan bahwa mayatnya diselamatkan oleh Allah swt, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Perhatikan bahwa Nabi Muhammad saw hidup 3000 tahun setelah kejadian tersebut, dan tidak ada cara informasi tersebut (selamatnya mayat Ramses II) dapat ditemukan beliau (karena di Injil & Taurat pun tidak disebut). Makam Fir’aun, Piramid, yang tertimbun tanah baru ditemukan oleh arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. Namun Al-Quran bisa menyebutkannya karena memang firman Allah swt (bukan buatan Nabi Muhammad saw).</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Segala Sesuatu diciptakan Berpasang-pasangan</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Al Qur’an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam tumbuh-tumbuhan, juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih umum, dan dengan batas-batas yang tidak ditentukan.</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui.” [Yaa Siin 36:36]</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Kita dapat mengadakan hipotesa sebanyak-banyaknya mengenai arti hal-hal yang manusia tidak mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yang manusia tidak mengetahui itu termasuk di dalamnya susunan atau fungsi yang berpasangan baik dalam benda yang paling kecil atau benda yang paling besar, baik dalam benda mati atau dalam benda hidup. Yang penting adalah untuk mengingat pemikiran yang dijelaskan dalam ayat itu secara rambang dan untuk mengetahui bahwa kita tidak menemukan pertentangan dengan Sains masa ini.</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Meskipun gagasan tentang “pasangan” umumnya bermakna laki-laki dan perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan “maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut “parité”, menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">“…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat.”</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui letupan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian “dikirim ke bumi”, persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat Al Qur’an diturunkan.</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Sumber:</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Harun Yaya</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Mukjizat Al Qur’an, Prof. Dr. Quraisy Syihab</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Dr. Maurice Bucaille</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science</div><div style="color: black; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: black; text-align: justify;">Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div></div>Yani S Kusmardana, MPdhttp://www.blogger.com/profile/09929123067323163014noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1677611452298934059.post-88144352279731272742011-04-06T01:53:00.000-07:002011-07-12T06:40:09.451-07:00PAKET 4<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="color: black;">PAKET 4 NYA DISINI NIH...</span><a href="http://www.ziddu.com/download/14485908/LatihanIpapaket5.pdf.html"> KLIK</a></div>Yani S Kusmardana, MPdhttp://www.blogger.com/profile/09929123067323163014noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1677611452298934059.post-39944292726925410892011-04-06T01:48:00.000-07:002011-07-12T06:41:43.519-07:00PAKET SOAL 3 LATIH UN IPA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="color: black;">INI PAKET 3 NYA NIH...!</span><a href="http://www.ziddu.com/download/14485845/LatihanIPApaket4.pdf.html"> KLIK</a></div>Yani S Kusmardana, MPdhttp://www.blogger.com/profile/09929123067323163014noreply@blogger.com0